EDITOR.ID, Jakarta,- Survei terbaru yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) belum lama ini kembali menempatkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin, jauh meninggalkan pesaingnya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pasangan Jokowi-Ma’ruf meraup elektabilitas 52,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga hanya 29,5 persen.
Jokowi-Ma’ruf juga unggul di lima kantong suara penting seperti pemilih muslim (52,7 persen), non-Muslim (47,5 persen), wong cilik (54,7 persen), perempuan (50,2 persen), dan milenial (50,8 persen).
Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga hanya unggul di kalangan terpelajar (44,5 persen).
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan, elektabilitas pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin ini menggambarkan masih jauh dari penantangnya dalam Pilpres 2019. Namun, menurutnya, Jokowi-Ma’ruf harus terus melakukan sosialisasi program kerjanya demi menjaga keunggulan elektabilitas.
“Pilpres masih lama. Cukup waktu untuk manuver. Dengan strategi dan isu tepat, pasangan pejawat bisa menjaga keunggulan,” kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/8/2018).
Menurut dia, pada Pilpres 2014 pasangan Jokowi-Jusuf Kalla sangat kuat secara elektabilitas. Namun, ketika pemilihan dilakukan, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mempu mengikis jarak menjadi sekitar 7 persen suara sah nasional.
Adjie mengakui, saat ini elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf telah mencapai ‘magic number’ di atas 50 persen dan jauh di atas pasangan Prabowo-Sandiaga. Namun, mengingat Pilpres 2019 merupakan pertandingan ulang antara dua capres, Jokowi dan timnya harus menyiapkan strategi khusus.
“Penting Jokowi dan tim posisi, mereka kuat di awal namun menjelang akhir, Prabowo bisa mendekatkan elektabilitasnya. Posisi saat ini yang cukup jauh posisinya bisa kompetitif di pemilihan nanti,” kata dia.
Adjie menjelaskan, masih ada sisa sekitar delapan bulan untuk pasangan capres-cawapres dan tim suksesnya untuk melakukan manuver dan pematangan strategi untuk memenangkan Pilpres 2019. Di kubu Jokowi-Ma’ruf, kata dia, memiliki kesempatan paling tidak untuk menjaga dukungan yang telah ada.
Sementara di kubu Prabowo-Sandiaga, Adjie melanjutkan, masih punya cukup waktu untuk menaikkan suara. “Bahkan, mengambil suara dari mereka yang telah memilih pasangan pejawat,” ujar dia. (tim)