EDITOR.ID, Surabaya,- Walikota Surabaya Eri Cahyadi sudah menyiapkan berbagai rencana dalam penanganan COVID-19 di Kota Surabaya. Salah satunya adalah akan menggunakan gedung fasilitas sekolah yang diperuntukkan sebagai tempat isolasi mandiri di masing-masing Kelurahan.
Rencananya program tersebut akan mulai dijalankan pada Jumat (23/7). Pemerintah Kota telah melakukan koordinasi dengan pihak Kecamatan, Kelurahan, hingga RW dari masing-masing wilayah.
Kebijakan tersebut mendapat penolakan dari warga Surabaya. Salah satunya adalah warga RW 05 di Kelurahan Baratajaya. Ketua RT 01 RW 05 Baratajaya, Imam, menyatakan keberatannya terkait rencana Pemkot tersenut.
“Surat melalui Ketua RW V Kelurahan Baratajaya sudah kami layangkan kepada bapak Camat, sebagai salah satu langkah tegas dalam menolak adanya rencana menggunakan SDN Baratajaya sebagai tempat karantina isolasi mandiri pasien COVID-19,” ujar Imam.
Imam menjelaskan bahwa sudah menyampaikan keberatan tersebut dalam rapat koordinasi di Kelurahan Baratajaya pada Kamis (22/7).
“Kami sudah sampaikan melalui rapat koordinasi tadi malam (Kamis malam) di Kelurahan Baratajaya, dihadiri pula oleh bapak Camat. Kami sampaikan SDN Baratajaya terletak dalam pemukiman padat penduduk yang nantinya membuat psikis warga disini akan terganggu dengan adanya hilir mudik dari ambulan yang melewati kampung,” tegas Imam.
Hingga hari Jumat siang menjelang ibadah sholat jum’at, puluhan warga di sekitar gedung sekolah berusaha memasang spanduk penolakan di sudut area perkampungan. Hingga di akhir kegiatan, orasi dan aksi pun dilancarkan beberapa warga. (Tim)