EDITOR.ID, Jakarta,- Ardi Bakrie adalah bos besar. Ia putra pengusaha nasional Aburizal Bakrie yang dikenal dengan imperium raksasa bisnisnya Bakrie & Brothers. Suksesi bisnis sudah mulai ditanamkan Aburizal Bakrie ke putra-putranya sebagai putra mahkota pewaris usaha sang ayah. Oleh karena itu Ardi Bakrie memegang beberapa jabatan penting di perusahaan yang tergabung dalam grup Bakrie.
Namun perjalanan hidup Ardi Bakrie diuji badai besar. Ia bersama dengan istrinya, Nia Ramadhani, ditangkap oleh polisi terkait dugaan kasus narkoba. Bahkan oleh Polres Metro Jakarta Pusat telah ditetapkan sebagai tersangka dan harus berseragam rompi oranye.
Apakah badai yang dialami Ardi Bakrie ini akan mengimbas pada imperium bisnis yang telah dirintis sang kakek sejak tahun 1942 hingga dilanjutkan sang ayah Aburizal Bakrie?
Yang jelas sejumlah saham perusahaan grup Bakrie melemah setelah Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani ditangkap aparat kepolisian atas kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.
Salah satu usaha Bakrie di bidang media misalnya, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) terjun 3,51 persen pada penutupan perdagangan sesi I hari ini. VIVA dibanderol Rp55 per saham, turun dari pembukaan perdagangan di level 57. Investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp6,45 miliar.
Mengutip RTI Infokom, harga saham Visi Media jeblok 3,51 persen ke level Rp55 per saham pukul 11.59 WIB.
Begitu pula dengan harga saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA). Usaha media Bakrie lainnya itu juga lesu. Emiten ini anjlok minus 1,61 persen ke level Rp61 per saham.
Kedua perusahaan tersebut dimana Ardi tercatat menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk atau Viva Grup. Berdasarkan laman resmi vivagroup.co.id, perusahaan memiliki unit usaha bernama PT Intermedia Capital Tbk.
Intermedia Capital saat ini membawahi PT Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV, PT Lativi Mediakarya atau tvOne, dan PT Viva Media Baru atau Viva Networks.
Hal serupa turut terjadi pada usaha di sektor perkebunan. PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) terpantau anjlok 1,8 persen untuk periode sama dan ditutup di posisi 109. Namun, pelaku asing masih melakukan beli sebesar Rp1,39 miliar.
Mayoritas perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham beberapa perusahaan tersebut terpantau melemah di tengah pemberitaan Ardi terkait penyalahgunaan narkoba.
Sementara, harga saham Bakrie and Brothers tak bergerak di area Rp50 per saham. Harga saham sudah tak bergerak sejak satu tahun terakhir. Dimana Ardi memegang jabatan Wakil Direktur Utama di PT Bakrie and Brothers Tbk.
Perusahaan ini bergerak di sektor jasa konstruksi metal, infrastruktur, bahan bangunan, dan komponen otomotif.
Di sektor energi ada PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang ikut melemah 0,83 persen menjadi Rp120 per saham. Pelaku asing melepas Rp337,89 miliar kepemilikan di ENRG.
Di sisi lain, beberapa saham keluarga Bakrie lainnya tidak bergerak alias berstatus saham ‘gocap’, seperti PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), dan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus membenarkan penangkapan Nia Ramadhani dan suaminya Ardi Bakrie. Dalam penangkapan ini polisi turut menemukan barang bukti narkoba jenis sabu. Namun, belum diketahui total beratnya.
“Saya membenarkan NR dan AB sementara dilakukan di Polres Jakpus,” katanya, Kamis (8/7). (tim)