EDITOR.ID, Surabaya, – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan penanganan lonjakan kasus COVID-19 tetap pada posisi terkendali.
Hal tersebut diungkapkan oleh Khofifah saat diwawancarai dalam program Metro Siang yang ditayangkan Metro TV, Rabu (09/06) yang menyiarkan tentang lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Timur dan penanganannya oleh pemerintah provinsi.
“Pada dasarnya secara umum saya ingin menyampaikan bahwa semua pada posisi yang terkendali,” kata Gubernur menjawab proses penanganan lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi terutama setelah peningkatan kasus di Kabupaten Bangkalan.
Dikatakannya, sesungguhnya saat ini ketersediaan tempat tidur rumah sakit atau Bed Occupancy Ratio (BOR) secara regional Jawa Timur untuk Intensive Care Unit (ICU) 37%, mengalami lonjakan 7%, dari 30 % dari sebelum lebaran, merupakan data terbaru? kemarin.
Untuk isolasi dari 23 % kemudian setelah lebaran 14 hari kemudian naik menjadi 26 %, data terakhir kemarin untuk BOR isolasi naik menjadi 36 %. Jadi ada kenaikan setelah lebaran ini 10%.? Dari kenaikan secara regional ini, setiap 3 hari sekali termasuk hari ini bersama bupati dan walikota untuk melakukan evaluasi dan langkah-langkah strategis bagi distribusi pasien, tiap 1 rumah sakit yang sudah melebihi 60%. Dikatakan Zona Merah jika sebuah rumah sakit jika BOR sudah melebihi 60%.
“Jadi ini adalah untuk mitigasi internal RSU-RSUD di lingkungan Pemprov Jawa Timur, jadi dibawah 40% bisa dikatakan termasuk zona Hijau, sedangkan 40-60% termasuk dalam zona kuning, lebih dari 60% termasuk zona merah lalu di atas 80% termasuk zona hitam,” tandasnya.
Dilakukannya mitigasi internal ini untuk melakukan kewaspadaan dan monitoring. Sejak bulan September yang lalu, sudah diberlakukannya One Gate System. One Gate System ini telah dipedomani oleh seluruh rumah sakit, bahwasanya setiap pasien dan setiap rumah sakit bisa merujuk pada rumah sakit mana yang terisolasi nya masih longgar dan rumah sakit mana yang BOR-ICU nya masih longgar juga. Sehingga tidak terjadi kepadatan di rumah sakit tertentu.
Menanggapi usulan kepada pemerintah provinsi,? untuk mencegah lonjakan semakin tinggi, seperti yang diusulkan oleh Epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya, Windu Purnomo yang mengusulkan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidaklah cukup tetapi harus dilakukan PSBB total,? karena didasari ada varian baru dan tingkat kedisplinan warga Bangkalan dan Surabaya masih rendah.
Gubernur, mengatakan ia dan Tim Satgas COVID19 Pemprov. Jatim? sudah berkoordinasi dengan Institut? of Tropical Disease (ITD) Unair, secara intensif bahwasanya sudah terdeteksi ada mutasi virus covid-19 dari strain B117 dan B1351, ini ada satu dari strain dari Inggris dan dari Afrika Selatan. (Tim)