Oleh: Dewangga Evan
Penulis Adalah Mahasiswa Fisip UWK Surabaya
EDITOR.ID, Salah satu janji kampanye Khofifah adalah program Jatim TasTis, program yang ditekankan pada pendidikan Gratis dan Berkualitas.
Ibu Gubernur seharusnya memahami, populasi penduduk Jatim mayoritas diisi oleh generasi Z, Generasi muda ini memliliki presentase sebesar 24% dari penduduk Jatim, sedangkan generasi Y sebesar 25%.
Kampanye pendidikan Gratis selalu seksi, apalagi biaya pendidikan setiap tahunnya semakin melejit, tidak salah jika dalam pemilu 2018 kemarin, Khofifah meraih kemenangan dan berhak menahkodai Jawa timur selama lima tahun ke depan. Lantas benarkah Gratis?
Di surabaya, di SMA Negeri 10 menarik iuran sebesar 3,7 juta pada pengambilan raport tengah semester. Dengan alasan digunakan untuk program outing class, bertujuan menginspirasi kalau siswa mau memilih kampus dan memang butuh dana, itu juga belum pembiayaan perihal buku dan biaya tugas, yang juga dibebankan kepada siswa.
Sedangkan pada salah satu SMA Negeri 1 Wringinanom, Gresik, ada penarikan sebesar Rp.410.000 dan 200.000 untuk acara wisuda, yang notabene itu tidak ada nota dan juga tidak begitu penting di kala pandemi seperti ini.
Lantas, di SMA 1 Kebomas, Gresik ada penarikan SPP Sebesar 200.000 per bulan bagi siswa. Menurut Kepala Seksi (Kasi) Pembelajaran SMA/SMK Dinas Pendidikan (Dindik) Wilayah Gresik Rita Riana membenarkan besaran SPP di Kabupaten Gresik yang belum disahkan di beberapa sekolah. Sebab, masing-masing sekolah harus membuat rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS).
Temuan baru juga ada di SMA Negeri 3 nganjuk, ada iuran spp sebesar Rp, 80,000 perbulan dan biaya buku LKS sebesar Rp, 250,000.
Temuan data di atas sejatinya seperti pucuk gunung es, ini menandakan program sekolah gratis yang dicanangkan oleh Khofifah terlihat jalan di tempat dan masih banyak celah bagi oknum-oknum untuk mencari keuntungan dari pendidikan.
Dengan masalah yang seperti ini, tidak mungkin ke depan, jika tidak segera diselesaikan maka akan menjadi bumerang bagi pemerintahan Khofifah sendiri, gagal menciptakan generasi muda yang berkualitas dan Program Jatim Cerdas dan TasTis akan hanya dikenang sebagai janji-janji kampanye belaka.