EDITOR.ID, Jakarta, – Densus 88 Anti-Teror Polri kembali menangkap satu orang terduga teroris yang masuk daftar pencarian orang (DPO) berinisial YI.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi Kamis (6/5/2021) malam, membenarkan penangkapan YI dilakukan di Sukabumi, Jawa Barat.
“Oke betul telah ditangkap 1 DPO terduga teroris berinisial YI,” ujar Argo.
Sebagaimana dilansir dari warta ekonomi, YI merupakan satu dari delapan terduga teroris yang ditetapkan sebagai DPO pada April 2021 lalu terkait dengan tersangka teroris yang ditangkap di wilayah Condet, Jakarta Timur dan Bekasi.
Dari delapan DPO terduga teroris tersebut, lima orang telah ditangkap dan menyerahkan diri, di antaranya AN, W, NF dan SB.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ramadhan menyebutkan, YI ditangkap pada Kamis. Terduga teroris YI merupakan warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ditangkap di Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi.
Keterlibatan YI sebagai ketua tim pengamanan Petamburan, merencanakan dan membuat bom di rumah Husein Hasni, ikut dalam percobaan bom di Ciampea Bogor dan mengetahui pembelian remot serta aseton.
Rencana tindak lanjut atas penangkapan YI, Tim Densus 88 Anti Teror Polri wilayah melakukan penggeledahan, membawa tersangka ke Rutan Polda Metro Jaya dan melakukan interogasi. Pemburuan terduga teroris ini terkait dengan penangkapan empat terduga teroris di wilayah Jakarta, Bekasi dan Tangerang pada 29 Maret 2021 lalu.
Keempat terduga tersebut adalah BS, AJ, ZA dan WJ. Tiga dari empat tersangka teroris mengaku simpatisan organisasi yang dilarang oleh pemerintah. Bahkan ketiganya membuat video pengakuan terkait rencana teror yang akan dilakukan dengan meledakkan tempat usaha milik pengusaha China dan SPBU.
Sebelumnya, peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto berharap penangkapan eks anggota FPI yang terpapar ekstremisme dan radikalisme terus dilakukan. Hal ini agar pengungkapan kasus dugaan terorisme di organisasi tersebut dapat terkuak.
“Bukan hanya pada titik penangkapan Munarman, tapi lebih besar lagi bagaimana hal itu memberikan efek deteren bagi kelompok-kelompok atau simpatisan pada tindakan ekstrimisme, dan itu sebagian ada di FPI,” tutur? Bambang.
Ia menilai, banyak aksi terorisme yang mengatasnamakan FPI. Karena itu, ia mendorong kepolisian untuk segera mengungkap dalang teror yang bersembunyi di balik nama organisasi yang bermarkas di Petamburan, Jakarta itu.
“Terorisme atau simpatisan ekstrimisme itu banyak sekali, di FPI pun tidak semuanya juga mempunyai paham ekstremisme atau terorisme,” ujar Bambang.
Penangkapan anggota FPI yang terpapar radikalisme juga menimbulkan efek jera bagi mantan anggota lain yang sudah terpapar. Sebab, ia melihat sebagian anggota FPI hanya menjadi pembenci dari pemerintah.
“Jangan sampai yang semula hanya simpatisan pada gerakan sosial yang dilakukan FPI, kemudian semakin besar kebenciannya kepada pemerintah, kepada kepolisian, ini yang mengarah kepada ekstrimisme,” pungkasnya. (Tim)