EDITOR.ID, Jakarta, – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengungkap cerita di balik layar pertemuan antara Amien Rais dengan Presiden Joko Widodo terkait pembunuhan 6 orang laskar FPI.
Ngabalin menyebut pertemuan bermula dari sepucuk surat yang dikirim Amien Rais dkk. Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) mengirim surat ke Jokowi untuk meminta waktu bertemu.
Ia mengaku lupa tanggal persis surat tersebut. Namun, Ngabalin memastikan surat diterima Istana akhir Februari.
“TP3 itu bersurat, mengirim surat kepada pemerintah, kepada presiden. Tidak sampai sebulan lalu. Jadi, mereka minta untuk berjumpa, bertemu dengan Presiden,” ujar Ngabalin sebagaimana dilansir cnnindonesia, Rabu (10/3).
Ngabalin mengatakan seharusnya pertemuan itu tidak bisa dilakukan. Ia menyebut permohonan bertemu presiden harus diajukan tiga bulan sebelum pertemuan.
Namun, Jokowi sendiri yang menerima permohonan bertemu itu. Tak sampai sebulan, Jokowi membuka pintu Istana untuk Amien Rais dan kawan-kawan.
“Presiden menganggap bahwa ya monggo monggo karena ada berbagai macam hoaks dan berita-berita, penyebaran fitnah di mana-mana, maka harus segera diantisipasi, diterima, kemudian dibahas ini masalah,” ungkapnya.
Ngabalin menjelaskan hoaks yang jadi sorotan Jokowi terkait campur tangan pemerintah di kasus ini. Selain itu, TP3 juga mengutarakan niat membawa kasus ke Mahkamah Internasional.
Ia berkata sebenarnya pemerintah tak masalah dengan isu-isu itu. Namun, Jokowi berniat menyudahi kegaduhan dengan membuka diri terhadap Amien Rais dkk.
Pertemuan pun dilakukan pada Selasa (10/3). Pertemuan digelar tertutup dengan protokol kesehatan di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Amien Rais didampingi sejumlah tokoh, seperti Marwan Batubara dan Abdullah Hehamahua. Sementara Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
Jokowi sendiri yang menyambut para undangan di pintu masuk. Ia mempersilakan Amien Rais dkk. duduk dan menyampaikan maksud tujuan mereka.
Ngabalin menilai pertemuan ini jadi bukti bahwa Jokowi merangkul semua kalangan. Dia bilang Jokowi tak pernah memusuhi Amien Rais meski berada di posisi politik yang berseberangan.
“Jokowi tidak berseberangan dengan siapapun. Amien Rais saja yang baper. Segala macam, sedikit-sedikit presiden, segala macam,” ucap Ngabalin.
“Inilah pemerintahan yang demokratis. Kemarin presiden berkali-kali mengatakan pemerintah membuka diri, memastikan TP3 supaya tidak menimbulkan berbagai syak wasangka, kecurigaan,” pungkasnya. (Tim)