EDITOR.ID – Jakarta, Pemerintah berencana membangun Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satunya adalah pembangunan “Jurassic Park” di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat. Rencananya, pulau ini akan menjadi destinasi wisata dengan konsep geopark terpadu.
Menanggapi rencana tersebut Ketua DPP GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Imanuel Mau Dollu mengkritik langkah pemerintah tersebut. Ia menilai langkah tersebut merupakan konsep yang keliru.
“Konsep pengembangan ini menurut saya sangat keliru. Pemerintah seharusnya mempertahankan habitat asli hewan endemik Komodo di kawasan tersebut jika tetap ingin hewan kadal raksasa ini menjadi kebanggaan Indonesia. Komodo adalah hewan endemik asli wilayah tersebut dan merupakan satu-satunya di dunia, apakah mau dikorbankan? Saya menilai, rencana pembangunan ini justru akan menimbulkan kerugian non-materiil yang dampaknya lebih besar daripada jumlah devisa yang akan diterima nantinya”, ujar Imanuel Dollu.
Pria asal NTT ini menjelaskan ada 3 dampak yang akan ditimbulkan oleh rencana pembangunan Jurassic Park di Taman Nasional Komodo tersebut.
“Pertama, dampak ekonomi. Dengan adanya pembangunan ini, maka akan memicu pembangunan lain yang menopang kawasan strategis tersebut seperti hotel, dan pusat hiburan lain. Otomatis, yang akan mendapat keuntungan ekonomis dari hal ini adalah investor.
Kedua, dampak lingkungan. Dengan adanya pembangunan kawasan strategis tersebut tentu akan mengorbankan kelestarian alam dan lingkungan di wilayah tersebut.
Dan ketiga, dampak sosial-budaya. Pembangunan kawasan tersebut akan membuat masyarakat adat yang berada di sekitar wilayah tersebut semakin terpinggirkan”, tandasnya.
Untuk itu, ia mengusulkan apabila pemerintah tetap ingin membangun kawasan wisata terpadu tersebut, sebaiknya dilakukan di tempat lain yang berdekatan dengan Pulau Komodo.
“Tujuannya agar tetap menjaga keaslian Pulau Rinca. Saya berpendapat, masyarakat justru lebih meminati wisata alam asli dibanding wisata buatan. Dengan begitu rencana pembangunan pemerintah dapat berjalan tanpa merusak tatanan lingkungan yang sudah menjadi habitat alami dari hewan endemik Komodo dan juga masyarakat adat yang hidup di sekitar wilayah tersebut.”, pungkasnya.
Ketua Umum DPP GMNI Imanuel Cahyadi juga turut berkomentar. Ia mengatakan bahwa pemerintah melalui pembangunan “ Jurassic Park†yang ditujukan untuk wisatawan kaya dengan harga mahal justru malah membuat masyarakat kecil Indonesia yang ingin melihat komodo menjadi tidak terjangkau.