EDITOR.ID, Jakarta,- Jika Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ketar ketir dengan cadangan minyak bumi akan habis dalam kurun waktu 9 tahun. Tidak demikian halnya dengan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto.
Mantan Dirut Pertamina ini justru melihat cadangan minyak bumi Indonesia masih aman dan masih cukup hingga 15 tahun ke depan.
Perkiraan itu dibuat dengan sejumlah asumsi. Hingga September 2020 cadangan minyak bumi nasional mencapai 3,8 miliar barel seperti Data Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Tahun 2019. Dan dengan asumsi produksi minyak di kisaran 705 ribu barel minyak per hari (BOPD), maka per tahunnya produksi minyak mencapai 257 juta barel.
“Maka kalau kita hitung dari posisi 3,8 miliar barel oil, kira-kira 15 tahun (baru habis),” ucap Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/10/2020).
Meski demikian, Dwi Soetjipto mendorong agar cadangan minyak terus ditambah. Ia tidak ingin produksi minyak menggerogoti cadangan yang ada. “Tentu saja 15 tahunan ini harus kita jaga terus,” ujarnya.
Oleh karenanya, Dwi mendorong agar rasio penggantian cadangan atau reserve replacement ratio (RRR) minyak bumi terus terjaga di atas 100 persen setiap tahunnya. Karena Reserve Replacement Ratio (RRR) menentukan seberapa berhasil penggantian cadangan yang dikeruk untuk produksi migas.
Maksudnya minimal cadangan baru yang ditemukan sama banyaknya atau lebih banyak dari yang digunakan. RRR Indonesia sempat menyentuh level 60-70 persen selama beberapa tahun.
Untungnya saat ini RRR dapat dipertahankan 3 tahun berturut-turut di atas 100. Untuk 2020 ini, menurut Dwi, timnya tengah berupaya hingga akhir tahun RRR ditargetkan berada pada posisi 132 persen dari posisi hingga kuartal ketiga 2020, RRR nya 69,6 persen.
Dengan demikian, jumlah cadangannya lebih besar dibanding migas yang diterus menerus disedot. “Target kita selalu di atas 100 persen sehingga migas yang diambil (produksi) enggak di atas cadangan yang ada,” kata Dwi.
Ia menjelaskan apabila target tersebut bisa tercapai, maka dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut akan rasio temuan cadangan lebih tinggi daripada yang diproduksi. Sebab dia mengatakan di tahun-tahun sebelumnya, RRR berada di level 60-an persen.
Dengan posisi RRR tersebut artinya jumlah temuan cadangan migas hingga September masih berada di bawah produksi saat ini. Dalam catatan SKK Migas, RRR hingga September sebesar 514 juta barel setara minyak (mmboe).