EDITOR.ID – Probolinggo, Sungguh ironis, karena tidak percaya adanya corona, puluhan warga Probolinggo menolak penjemputan seorang ibu hamil yang positif Corona, oleh petugas Satgas Covid-19. Mereka menghalang-halangi petugas yang akan mengobati ibu hamil terinfeksi Covid-19.
Dalam menjalankan aksinya, warga sempat menutup jalan raya pantura hingga lalu lintas tersendat.
Peristiwa itu menjadi perhatian setelah videonya https://www.youtube.com/watch?v=N6d2IK65dLg beredar di media sosial. Video itu dibagikan akun Ahmad Ken di grup Facebook ILKP (Informasi Lalu Lintas Kriminal Probolinggo).
Dalam video itu tampak warga mengusir petugas Satgas Covid-19.
Tidak tanggung-tanggung, malah warga mengepung petugas kepolisian di lokasi, sambil mengatakan tidak ada Corona.
Puluhan warga yang didominasi perempuan ini menolak seorang warga yang sedang hamil dinyatakan terpapar Corona, dan akan dijemput untuk dikarantina di rumah sehat yang berada di Kecamatan Gending.
Aksi penolakan itu dilakukan warga Desa Taman Sari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Warga yang emosi melampiaskan dengan menaruh tempat duduk di tengah jalan pantura, untuk mengadang kedatangan petugas dan mobil ambulans yang akan menjemput wanita hamil tersebut yang membuat lalu lintas sempat tersendat.
Untuk menghindari bentrok, petugas gabungan Satgas Covid-19 dari Kecamatan Dringu akhirnya memilih kembali dan menunda penjemputan wanita hamil yang positif corona itu.
Menurut Koordinator Gakkum Gugus Tugas Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto, aksi penolakan warga terjadi saat petugas Forkopimka Dringu menjemput wanita hamil yang hasil swab-nya dinyatakan positif corona.
Kini pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Forkopimda Probolinggo dan tokoh masyarakat Desa Taman Sari, untuk melakukan penjemputan ulang.
“Dengan peristiwa tersebut, kami akan melakukan koordinasi dengan Forkopimda dan tokoh masyarakat desa tersebut. Kami berharap warga memperbolehkan petugas menjemput pasien, karena mau diobati dan dirawat dengan baik oleh tim medis untuk disembuhkan. Karena bahaya virus menyebar di desanya,” kata Ugas, Selasa (29/9/2020).
“Kami berharap warga mengerti, karena pasien akan dirawat dan disembuhkan. Agar tidak menyebarkan virus di desa tersebut,”tambahnya.
Hingga saat ini, berdasarkan data dari Dinkes Kabupaten Probolinggo, total kasus positif corona mencapai 977 orang. Yang masih dirawat 110 pasien dan yang sembuh 819 orang. Yang meninggal dunia ada 48 orang. (Tim)