EDITOR.ID – Surabaya, Perum Jasa Tirta (PJT) I menabggapi penelitian dari sejumlah mahasiswa perguruan tinggi di Surabaya maupun Malang pada September 2020 atas keberadaan sampah mikroplastik di dalam air, khususnya di Sungai Brantas.
Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan menjelaskan, PJT I menyikapi dengan hati-hati hasil penelitian para mahasiswa.
“Karena persoalan mikroplastik tidak dapat disimpulkan hanya dengan contoh air dari beberapa titik saja untuk menggambarkan keseluruhan kondisi yang ada,” kata Raymond, Rabu (9/9/2020).
Dikatakannya, untuk memperoleh pemahaman mengenai kondisi dan dampak dari mikroplastik di Sungai Brantas, PJT I akan melakukan penelitian dengan melibatkan metode ilmiah yang teruji. Penelitian itu akan dilakukan dengan tata cara pengambilan contoh yang representatif dan analisis yang sesuai panduan.
Kata Raymond, mikroplastik adalah semua butiran plastik dengan ukuran <5 mm, sebagian dapat diamati secara visual, namun semakin kecil ukurannya maka memerlukan metode yang lebih khusus untuk mengetahui jumlah dan kerapatannya.
“Penelitian mikroplastik tidak semata-mata dengan melihat kandungannya di dalam air secara visual atau memakai kaca pembesar, karena terbatas sifatnya. Untuk penelitian secara visual perlu mikroskop dengan pembesaran setidaknya 100x dan terhadap mikroplastik dengan ukuran <200 mikron memerlukan instrumentasi dengan fourier transform infrared (FITR),” ungkapnya.
Dalam waktu dekat, PJT I akan mengundang para mahasiswa yang telah memperhatikan Sungai Brantas untuk berdiskusi mengenai mikroplastik. Pihaknya juga mendorong adanya edukasi bersama untuk sama-sama menempatkan persoala secara proporsional dan mengikhtiarkan pengurangan pemakaian plastik.
“Mikroplastik belum termasuk dalam parameter pemantauan kualitas air untuk baku mutu air sungai sesuai Peraturan Daerah Jatim Nomor 2 Tahun 2008. Baru sekitar 2 tahun terakhir mikroplastik ini mengemuka,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, para peneliti muda yang terhimpun dalam komunitas Environmental Green Society (Envigreen Society) mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang mendapati temuan bahwa Kali Brantas tercemar mikroplastik. Sejak 30-31 Agustus 2020, enam orang mahasiswa Biologi ini melakukan penilaian cepat untuk kontaminasi di Ekosistem Kali Brantas atau Rapid Assessment for microplastic contamination in Brantas River Ecosystem.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sungai Brantas di Malang Raya didominasi oleh mikroplastik jenis fiber yang bersumber dari serpihan tekstil. Di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ditemukan 10 mikroplastik dalam 100 L air Kali Brantas. Sengkaling di Kecamatan Dau, ditemukan 19 mikroplastik dalam 100 L air, dan Kecamatan Klojen ditemukan 15 mikroplastik dalam 100 L air. (Tim)