EDITOR.ID, Indramayu – Hubungan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ahmad Toni Fatoni, dengan seluruh komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Indramayu terus memanas. Pasca aksi walkout (WO) para komisioner Bawaslu saat rapat penetapan Daftar Pemilih Hasil Pemutakhiran (DPHP) dan Daftar Pemilih Sementara (DPS) pekan lalu, KPU bergeming.
Sikap acuh tak acuh Ketua KPU akhirnya memicu kekecewaan para komisioner Bawaslu yang dianggap “tidak ada”. Bawaslu menyatakan, Ketua KPU seharusnya bersikap akomodatif terhadap semua lembaga termasuk partai politik peserta Pilkada bupati. “Sama Bawaslu saja acuh, apalagi sama lembaga lain,” tandas Ketua Bawaslu Indramayu, Nurhadi, S.Pd., Kamis (10/9).
Dihubungi terpisah, Kordiv. Pengawasan, Humas dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Indramayu, Supriadi, S.H.I., ikut menyesalkan tindakan arogan Ketua KPU Indramayu. Bukti tuduhan itu, kata dia, terlihat pada rapat penetapan DPHP dan DPS baru lalu. Saat ia bersama komisioner Bawaslu lain meminta penundaan penetapan, secara sepihak Ketua KPU malah ketok palu tanpa mau mendengar saran Bawaslu. “Kami punya bukti semua saran Bawaslu tidak pernah ditindaklanjuti oleh Ketua KPU. Makanya kami anggap itu sikap arogan,” ujar Supriadi.
Puncak kekecewaan Bawaslu, terjadi saat Ketua KPU tertangkap kamera memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Taufik Hidayat, bakal calon wakil bupati dari Partai Golkar.
Peristiwanya sendiri diketahui terjadi saat momen ulang tahun Taufik Hidayat di salah satu hotel di Kota Bandung pada Rabu (9/9) kemarin. Tindakan tersebut lalu menuai ketikan berbagai pihak, termasuk Bawaslu.
Ketua Bawaslu Kabupaten Indramayu, Nurhadi mengatakan, tindakan yang dilakukan Ahmad Toni Fatoni jelas melanggar kode etik. “Silahkan baca
Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu (DKPP) RI Nomor 2 Tahun 2017. Pada Pasal 8 menjelaskan, harus menghindari pertemuan yang dapat menimbulkan pesan publik adanya pemihakan dengan peserta pemilu tertentu,” jelas dia.
Ketika dikonfirmasi wartawan Ketua KPU Indramayu, Ahmad Toni Fatoni mengatakan bahwa peristiwa tersebut hanya kebetulan. “Tidak disengaja. Hanya kebetulan kami sama-sama berdiri di depan lobby hotel, saya gak tahu kalau pak Taufik Hidayat ultah, menghindar juga gak enak,” ujar dia.
Mengonfirmasi mengenai penetapan DPHP dan DPS, Toni menjelaskan data pemilih yang disampaikan dalam rapat merupakan data sementara. Nantinya, kata Toni, data tersebut akan diumumkan kepada publik untuk di tanggapi masyarakat. Namun ketika ditanya soal tudingan dari Bawaslu mengenai pemilih siluman, Toni enggan menjawab. (HSM)