Presiden Jokowi dan Prabowo Berpelukan usai Jokowi ditetapkan sebagai Presiden 2019-2024 (dok)
EDITOR.ID, Jakarta, – Jagat dunia maya akhir-akhir ini digegerkan beredarnya isu liar Prabowo Subianto akan menggantikan peran Ma’ruf Amin sebagai wakil presiden (wapres). Mungkinkah duet Jokowi-Prabowo untuk menuntaskan pemerintahan 2024.
Gosip yang masih spekulatif tersebut bermula dari tulisan pengamat politik, Tony Rosyid yang berjudul ‘Maruf Amin akan Diganti?’ Meski masih diberi judul dengan tanda tanya, namun spekulasi yang disajikan terang menyebut kemungkinan Maruf Amin akan diganti oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kepala BIN Budi Gunawan.
Wacana ini pun menjadi bola panas yang mengundang berbagai perdebatan. Lantas, mungkinkah isu tersebut menjadi kenyataan?
Salah satu politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade langsung menanggapinya. Menurutnya, karena masih sebatas spekulasi, maka hal itu tidak perlu didengarkan.
“Kalau namanya spekulasi di dunia maya, ya tidak perlu dianggap serius lah. Tidak perlu didengarkan isu atau rumor, Pak Prabowo menggantikan Maruf Amin,†kata Andre, Selasa (11/8/2020).
Di satu sisi, Andre Rosiade menegaskan bahwa Prabowo Subianto yang baru saja dikukuhkan kembali sebagai ketua umum Gerindra sedang fokus bekerja.
Baik bekerja sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai leading sector lumbung pangan nasional. Menurutnya, di situasi pandemik ini memang semua orang apalagi pejabat harus fokus bekerja.
Sebab rakyat butuh kerja keras untuk menyelesaikan pelik masalah yang datang di saat wabah Corona. “Rakyat butuh kerja keras, kalau spekulasi tidak perlu ditanggapi lah,†tutupnya.
Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun mengonfirmasi narasi tentang posisi Maruf Amin sebagai Wakil Presiden akan digantikan Prabowo Subiyanto. Dia menjelaskan analisisnya itu sebagai tafsir politik.
Analisis panas itu bermula dari mendadaknya proses pemilihan Ma’ruf sebagai pendamping Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 lalu. Padahal, saat itu ada Mahfud Md yang disebut telah disiapkan sebagai calon wapres.
“Dalam tafsir politik, PDIP sebagai pendukung Jokowi cukup tidak beruntung kalau wapresnya Mahfud Md. Karena 2024 Jokowi tidak bisa mencalonkan lagi. Karena posisi wapres itu menjadi sangat penting untuk periode 2019-2024. Kalau Mahfud MD kan nanti yang diuntungkan PKB atau partai-partai yang lain. PDIP tidak beruntung,†tutur Ubedilah.
Menurut Ubedilah, cepatnya proses pemilihan itu memunculkan dugaan bahwa PDIP memilih calon wakil presiden yang lebih menguntungkan dan bisa dihentikan di tengah jalan. Karena itu, dipilihlah Ma’ruf.