Jakarta, EDITOR.ID,- Gerakan Toleransi Indonesia Kota Tangsel menggelar Temu Relawan dan Sahabat Toleransi Indonesia se Banten. Acara ini diselenggarakan di Megantara Edupark Pamulang. Rabu, (23/10/2024). Kegiatan ini bertujuan meminimalisir potensi dan ancaman terjadinya isu dan gesekan untuk mempolitisi agama dalam Pilkada Serentak 2024.
Dengan melakukan konsolidasi antar relawan, Toleransi Indonesia ingin memperluas literasi pemahaman terhadap narasi politik dan peran penting toleransi dalam kehidupan sosial masyarakat modern.
Kegiatan dihadiri ratusan relawan yang selama ini konsen dan komitmen terhadap Kebhinekaan Tunggal Ika dan senantiasa menjaga semangat toleransi antar umat beragama. Pertemuan ini juga dihadiri para tokoh dari berbagai agama, dari tokoh Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu.
Ketua Toleransi Indonesia Kota Tangsel, Andi Salim menyampaikan bahwa Toleransi Indonesia ingin menjadi fasilitator dan katalisator untuk membuka ruang dialog dengan tokoh-tokoh agama.
“Maka besar kemungkinan kita semua akan mendapatkan perspektif toleransi baik dari sisi perbedaan maupun dari sisi kesenjangan yang ada. Betapa mustahilnya bagi kita semua untuk merubah bahkan mengikis perbedaan yang ada oleh karena Tuhan menetapkannya demikian, namun setiap kesenjangan dapat saja di sesuaikan atau Adjustment, hingga dihilangkan sekalipun,” kata Andi Salim.
“Meskipun kebenaran tetap menjadi faktor penting, namun konsep-konsep ilmiah juga dapat diakui secara bersama pula. Toleransi Indonesia juga mengajak masyarakat untuk mematuhi ideologi Pancasila sebagai sarana pemersatu bangsa,” tambahnya.
Dalam acara kali ini, ia mengemukakan delapan hal penting dalam rangka memperluas literasi dan narasi toleransi serta meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Pentingnya mendengarkan pesan dari para tokoh agama peran hitam putih dalam dunia politik, dan perluasan toleransi dalam skema perbedaan dan kesenjangan, yang diartikan sebagai nasehat sekaligus arah pandang guna membekali sepak terjang toleransi Indonesia ke depan,” paparnya.
Hal ini demi agar organisasi Toleransi Indonesia tetap berfokus serta lebih konsentrasi pada tujuannya untuk menggenapi pentingnya aspek sosial bagi kehidupan masyarakat modern sekarang ini.
Menurut Andi Salim, pada fakta inilah Toleransi Indonesia mengambil peran sebagai jembatan atau katalisator antara Pemerintah yang hadir melalui kanal politik yang sering diartikan kotor dan sarat dengan kepentingan elemen lain versus Komponen agama.
“Yang notabenenya menjaga marwah sosial yang lebih bertitik fokus pada rekam jejaknya pada ketinggian etika dan kemurnian moralitas yang dibawanya kedalam pergaulan sosial masyarakat pada umumnya,” tuturnya.