Jakarta, EDITOR.ID,- Kaderisasi partai politik di Indonesia menganut budaya feodalisme. Ketua Umum Partai Politik ibarat kaum bangsawan atau raja. Mereka memiliki hak kuat dan menguasai kekuasaan tak terbatas. Hal inilah yang akhirnya mewarnai demokrasi di DPR saat ini dipenuhi dinasti politik. Anak dan keluarga dari Ketua Umum Partai Politik memiliki “hak istimewa” melenggang ke Senayan.
Banyaknya politikus muda yang melenggang ke Senayan tidak otomatis menjadi sinyal positif bagi kualitas demokrasi Indonesia. Pasalnya, sebagian besar anak muda yang lolos punya ikatan dengan dinasti politik.
Anggota termuda DPR, Annisa Maharani Mahesa yang berusia 23 tahun, misalnya. Dia adalah putri almarhum politikus Gerindra Desmond Junaidi Mahesa. Sedangkan Larasati Moriska, anggota termuda DPD, merupakan anak Ketua DPRD Kabupaten Nunukan 2009–2014 Nardi Azis dan ibunya, Asni Hafid, anggota DPD 2019–2024.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga memberikan anak dan cucunya kesempatan duduk di DPR. Mulai dari kedua anaknya, Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Kemudian menyusul cucunya Pinka Haprani yang masih berusia 25 tahun. Belum lagi keponakannya seperti Puti Guntur Soekarnoputra dan Rommy Soekarno.
Di deretan PKS, ada anak anggota DPR 2019–2024 Dimyati Natakusumah, Rizki Aulia Rahman Natakusumah yang masih berusia 29 tahun.
Ada juga Ravindra Airlangga yang berusia 33 tahun. Dia adalah anak Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Lalu, Kaisar Kiasa Kasih Said Putra yang berusia 30 tahun adalah anak anggota DPR Said Abdullah.
Putra dari pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menjadi langganan atau pekerjaan tetap sebagai anggota DPR. Sudah lebih dari empat periode, pria yang akrab disapa Ibas ini duduk di kursi Senayan. Bisa jadi karena hak istimewa ayahnya sebagai pendiri dan ikon partai.
Ada juga Putri Zulkifli Hasan yang berusia 36 tahun. Sesuai namanya, dia adalah anak kandung Menteri Perdagangan sekaligus Ketum PAN Zulkifli Hasan. Selanjutnya, Prananda Surya Paloh, 31, anak kandung Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Di luar nama-nama itu, masih banyak wakil rakyat muda yang punya hubungan keluarga dengan elite nasional.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, dengan fakta tersebut, banyaknya anak muda yang lolos bukan sebuah prestasi. Sebaliknya, ini menjadi ironi bagi demokrasi Indonesia. ”Kalau bicara demokrasi, ya ini mundur,” ujarnya sebagaimana dilansir Jawa Pos kemarin (6/10/2024).