Jakarta, EDITOR.ID,- Pemerintah dan pebisnis alat kesehatan asal Korea Selatan memandang Indonesia adalah pasar paling potensial di kawasan Asia. Hal ini mendorong pebisnis alat medis, produk kesehatan dan kecantikan asal negeri gingseng itu untuk melakukan ekspansi dan membidik pasar kesehatan di tanah air.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Badan Promosi Perdagangan-Investasi Korea (KOTRA), Kedutaan Besar Republik Korea, Asosiasi Produsen Farmasi dan Biofarmasi Korea (KPBMA), dan Institut Pengembangan Industri Kesehatan Korea (KHIDI) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Indonesia), BPOM (Indonesia) untuk meningkatkan industri perawatan kesehatan antar kedua negara.
Kerjasama itu dijalin dengan menyelenggarakan “Indonesia-Korea Medical Roadshow 2024” Grand Ballroom Intercontinental Jakarta Pondok Indah pada Rabu (11/9/2024).
Acara ini menghadirkan 14 perusahaan farmasi dan 19 perusahaan perangkat medis terkemuka Korea Selatan yang dilengkapi dengan teknologi mutakhir dalam diagnosis pencitraan, perawatan kulit, diagnosis in vitro, dan layanan kesehatan digital.
Wakil Presiden Eksekutif Pertumbuhan Inovatif KOTRA, Oi Young Jeong berharap acara ini berfungsi sebagai platform untuk lebih memahami tren pasar medis Indonesia, dan meletakkan dasar bagi perusahaan Korea Selatan untuk mampu memasuki pasar Tanah Air. Dalam rangka mendukung peningkatan standar industri kesehatan RI agar dapat bersaing secara global.
“KOTRA akan memperluas program promosinya di industri biomedis dan terus mendukung upaya perusahaan Korea dalam berekspansi ke pasar global,” kata Oi Young Jeong dalam sambutannya dalam Acara Indonesia-Korea Medical Roadshow 2024 di Hotel Intercontinental Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar meyakini bahwa kerjasama ini mampu meningkatkan standar teknologi kesehatan Indonesia.
“Kami ingin belajar tentang Korea Selatan, banyak sekali inovasi teknologi mulai dari telepon pintar hingga produk biologi, obat-obatan. Banyak yang menemukan inovasi teknologi,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, sebanyak 33 perusahaan terkemuka Korea Selatan mulai dari biofarmasi hingga layanan kesehatan digital akan melakukan konsultasi langsung dengan 70 perusahaan Indonesia yang menjanjikan.
Sebagai informasi, pemerintah RI dan Korea Selatan telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama (MoU) Jaminan Produk Halal (JPH) pada awal September tahun lalu. Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Kementerian Pertanian, Pedesaan, dan Pangan Chung Hwangeun di Jakarta.