Jakarta, EDITOR.ID,- Retno Nartani, sosok perempuan yang sukses bergelut dengan dunia pertambangan bersama Ikatan Alumni ITB Jurusan Tambang Angkatan 1982 menyelenggarakan peluncuran buku berjudul “Perempuan di Tambang”. Acara berlangsung di Ruang Auditorium Pertamina EP RDTX Square Lantai 3 di Jalan Prof Satrio, Kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Buku “Perempuan di Tambang” yang ditulis Retno Nartani ini mengupas tuntas dalam kisah tiga dekade dalam ketangguhan sosok perempuan di dunia pertambangan. Peluncuran buku banyak dihadiri dari berbagai kalangan, terutama kalangan perempuan karena bisa menjadi inspirasi positif.
Peluncuran dikemas dalam diskusi diikuti Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung. Juga hadir Staf Khusus Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Prof Irwandy. Kemudian Ketua Dewan Redaksi EDITOR.ID yang juga Direktur Peneliti Indonesian Public Watch Integrity Asri Hadi.
Acara ini juga dihadiri sejumlah mahasiswa ITB. Acara ini juga dihadiri sejumlah komunitas praktisi pertambangan, wakil perusahaan migas diantaranya Kaltim Prima Coal (KPC), Sinar Mining dan sejumlah perusahaan lainnya.
Acara langsung dilanjutkan dengan bedah buku yang menampilkan sang penulisnya Retno Nartani.
Buku berjudul “Perempuan di Tambang” menggambarkan semangat dan ketangguhan Retno Nartani, sosok perempuan yang sukses mengarungi dunia pertambangan dan selama ini indentik dengan pekerjaan kaum lelaki. Sejumlah perusahaan besar pertambangan telah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Terbukti, Retno berhasil terjun ke dunia pertambangan dan telah menggeluti bidang tersebut selama 32 tahun.
Perjalanan panjang Retno Nartani di dunia pertambangan diawali ketika dirinya memutuskan mendaftar di jurusan Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1982. Ketika itu teknik pertambangan didominasi oleh gender laki-laki.
Awal mulanya Retno tidak begitu mengetahui maksud dan tujuannya mengambil jurusan teknik pertambangan. Yang ia tahu saat itu adalah kesan dunia tambang yang didominasi oleh laki-laki dan keinginannya sendiri untuk bekerja di Kalimantan atau Irian Jaya. Namun hal tersebut tak mematahkan semangat dan ketangguhannya.
Seiring berjalannya waktu, Retno mulai menyukai mata kuliah Teknik Pertambangan. Bahkan, ia semakin ingin tahu proses-proses penambangan secara lebih rinci.
Keingintahuannya itu mengantarkan Retno Nartani pada pekerjaan pertamanya. Ketika adanya seleksi perusahaan yang mendatangi kampus, ia mengikuti seleksi itu dan diterima di PT Kaltim Prima Coal (KPC) pada tahun 1987.