Jakarta, EDITOR.ID,- Pusat Data Nasional atau PDN yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) hingga hari ini Senin (24/6/2024), masih lumpuh dan belum pulih. Kominfo tak berdaya menghadapi para kreator dan para hacker menyandera dan melumpuhkan sistem penyimpanan data atau server negara.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan Pusat Data Nasional (PDN) menjadi sasaran serangan siber. Pelaku serangan yang menggunakan virus ransomware jenis baru meminta tebusan sebesar 8 juta dolar Amerika Serikat.
“Menurut tim (meminta) 8 juta dolar AS,” ujar Budi Arie dikutip dari Antara, Senin (24/6/2024).
Menteri Kominfo menjelaskan bahwa serangan tersebut menggunakan virus ransomware jenis baru yang dikenal sebagai Lockbit 3.0.
Serangan siber terhadap PDN ini pertama kali terdeteksi pada Kamis (20/6), yang mengakibatkan gangguan pada beberapa layanan publik. Salah satu sektor yang terkena dampak signifikan adalah layanan keimigrasian.
Hingga hari ini PDN masih lumpuh terkena serangan hacker sejak error Kamis (21/6) kemarin. Artinya PDN tersebut yang bikin ricuh proses di Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi telah mengalami gangguan selama empat hari.
Pusat Data Nasional yang dikelola Kementerian Komunikasi mengalami gangguan sejak 20 Juni lalu. Gangguan itu mengakibatkan layanan digital Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tidak berfungsi. Layanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di daerah mengalami gangguan, sehingga pemerintah daerah memperpanjang waktu pendaftaran.
Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, mengatakan gangguan yang terjadi pada sistem imigrasi disebabkan Pusat Data Nasional yang bermasalah. Mereka tidak dapat berbuat banyak karena PDN dikelola oleh Kementerian Komunikasi, bukan di Imigrasi.
“Yang bermasalah PDN, Pusat Data Nasional, yang dikelola Kominfo,” kata Silmy, Kamis, 20 Juni 2024.
Gangguan server PDN yang memuat proses pendataan di Imigrasi itu diduga error karena serangan siber berupa ransomware.
Dan benar saja, setelah beberapa hari diklaim tengah diperbaiki oleh Kemenkominfo, ternyata errornya PDN tersebut benar karena serangan ransomware.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan. Dirinya mengatakan kalau serangan siber ransomware terhadap server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) berdampak pada 210 instansi pusat maupun daerah di Indonesia.
“Data berdampak pada 210 instansi baik pusat atau daerah. Yang sudah pulih Imigrasi, LPKK, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Kota Kediri, dan yang lain lagi proses. Harusnya bisa dipercepat pulihnya,” kata Semmy, sapaan karibnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/6).