Jakarta, EDITOR.ID,- Innalillahi wainnailihi rojiun. Kabar duka datang dari kalangan dunia jurnalis. Tokoh pers yang merupakan wartawan peliput Gerakan 30 September 1965/Partai Komunis Indonesia (G3S/PKI) Prof Salim Said dikabarkan tutup usia pada Sabtu (18/5/2024).
Dilansir Antara, Sabtu (18/5/2024), Prof Salim, yang juga mantan Duta Besar Duta Besar RI untuk Republik Ceko, mengembuskan napas terakhirnya di usia 80 tahun pada Sabtu sekitar pukul 19.33 WIB setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Kabar duka ini dibenarkan oleh istrinya, Herawaty, melalui pesan singkat yang diterima sejumlah wartawan di Jakarta pada Sabtu malam. Dalam pesan tersebut, disebutkan jasad mantan duta besar RI untuk Republik Cheska itu akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Redaksi Nomor 149, Kompleks Wartawan PWI, Cipinang, Jakarta Timur.
Rencananya, jenazah Salim Said akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Minggu (19/5/2024) siang.
“Malam ini jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Redaksi Nomor 149, Komplek Wartawan PWI Cipinang, Jakarta Timur. Menurut rencana almarhum akan dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Minggu (19/5/2024) siang WIB.
Salim Said yang merupakan mantan duta besar RI untuk Republik Ceko dikenal sebagai pengamat militer sekaligus dosen di Universitas Pertahanan (Unhan).
Salim Haji Said adalah akademisi Indonesia keturunan Bugis, Sulawesi Selatan. Lahir di Amparita, yang dahulu merupakan bagian dari Afdeling Parepare (sekarang Kabupaten Sidenreng Rappang), pria kelahiran 10 November 1943 ini menempuh pendidikan di beberapa institusi.
Salim Said mengikuti pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia (1964-1965), Fakultas Psikologi UI (1966-1967), dan menyelesaikan studi sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (1977). Gelar PhD diraihnya dari Ohio State University, Columbus, Amerika Serikat pada 1985.
Salim Said memulai kariernya di bidang jurnalistik sebagai redaktur di beberapa media, seperti Pelopor Baru, Angkatan Bersenjata, dan majalah Tempo (1971-1987). Selain itu, ia juga aktif mengajar di Sekolah Ilmu Sosial dan menjadi anggota Dewan Film Nasional.
Sebagai anggota Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta, Salim Said sering berpartisipasi dalam diskusi mengenai film, sejarah, sosial, dan politik Indonesia baik di tingkat nasional maupun internasional. Sejumlah karya buku yang ditulisnya, antara lain Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak, dan Profil Dunia Film Indonesia.