EDITOR.ID, Surabaya,- Sejak dipercaya memimpin Jawa Timur, kerja cepat Khofifah Indar Parawansa mulai banyak dirasakan rakyat secara langsung. Salah satu program yang kini tengah dikebut mantan Menteri Sosial kabinet Jilid I Presiden Joko Widodo ini adalah usaha menggerakan dan memberdayakan perekonomian masyarakat desa dan mengentaskan kemiskinan.
Khofifah termasuk pemimpin yang rajin turun ke bawah blusukan untuk mendengar keluhan rakyat dan memastikan pembangunan yang dikerjakannya sudah bisa dirasakan. Oleh karena itu, Ketua Umum Fatayat dan Muslimat NU ini mentargetkan tahun ini Jawa Timur nol desa tertinggal alias bebas desa tertinggal.
Apa yang menjadi target Khofifah bukan sekadar retorika dan diatas awang-awang. Terbukti meski baru memimpin Jawa Timur setahun, alumnus Unair Surabaya ini sudah membuktikan kebijakannya terkait pembangunan desa mampu menurunkan persentase jumlah desa tertinggal di Propinsi terbesar kedua di Indonesia ini.
Jumlah desa tertinggal di Jawa Timur (Jatim) mengalami penurunan yang cukup signifikan. Selama 2019, sedikitnya ada 1.207 desa di Provinsi Jatim yang sudah keluar dari status tersebut.
Masih 363 desa yang tertinggal.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menargetkan tahun ini sudah tidak ada lagi. Sejumlah strategi dan program sudah disiapkan. Selain itu, solusi beberapa potensi masalah yang rawan dalam realisasi program sudah dicari.
Rencana itu diungkapkan Khofifah di sela-sela rapat kerja percepatan dan pengelolaan dana desa tahun anggaran 2020 di JX International kemarin.
Salah satu yang bakal direalisasikan adalah program kerja berbasis padat karya. Terutama program yang didukung dari dana desa.
Dana tersebut digunakan untuk percepatan pembangunan yang mempekerjakan masyarakat. â€Nanti masyarakat menerima penghasilan dari program itu,’’ kata Khofifah
Ada 7.724 desa di Jatim yang bakal menerima kucuran dana desa. Totalnya sekitar Rp 7,6 triliun. Dana desa tahap I sudah bisa dicairkan. Besarannya sekitar 40 persen dari total anggaran.
Khofifah yakin, dana itu bisa mendorong desa dalam melaksanakan program-programnya. Terutama percepatan pembangunan wilayah. Dengan begitu, kesejahteraan bisa meningkat. Predikat desa tertinggal di Jatim hilang.
Sementara itu, solusi sejumlah potensi problem yang selama ini muncul sedang dicarikan. Salah satunya, pencairan dana di beberapa desa yang terhambat gara-gara desa belum menyusun anggaran pendapatan belanja desa (APBDes). Hingga saat, ada sekitar 4.521 desa.
Kepemimpinan duet Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak dalam setahun terakhir ini diapresiasi Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur Mas’ud Said.