Jakarta, EDITOR.ID,- Sejumlah politisi PDI Perjuangan mundur satu persatu mengikuti jejak Maruarar Sirait untuk pamit dari PDIP. Setelah Ketua Dewan Pertimbangan PDIP Subang Haji Ruhimat, kini giliran pengurus Badiklatpus partai berlambang banteng moncong putih, Stefanus Gusma juga ikut hengkang.
Hengkangnya mantan Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait dari partainya, PDI Perjuangan memicu bergugurnya satu persatu politisi PDIP.
Kabar terbaru, Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Gusma mengikuti jejak Maruarar Sirait untuk pamit dari PDIP. Gusma juga mundur dari pengurus Badiklatpus PDIP.
“Iya, saya sudah pamit. Saya sudah sampaikan permohonan maaf, ucapan terimakasih dan sudah pamit dengan senior-senior saya di partai. Sempat mengirim text WA, dan saya juga membuat surat pengunduran diri sebagai pengurus Badiklatpus.” kata Gusma dalam keterangannya, Sabtu (27/1/2024).
Gusma, yang juga mantan ketua DPP KNPI, mengatakan, saat ini dirinya aktif mendampingi komunitas relawan memenangkan pasangan calon presiden Prabowo-Gibran. Dia menginisiasi dan membina komunitas Solidaritas Anak Muda untuk Keberagaman dan Toleransi Indonesia (Sakti).
Apalagi belakangan, Gusma juga terlihat sering mendampingi Gibran saat kunjungan kampanye ke berbagai tempat. Misalnya, saat kunjungan ke NTT, kemudian saat acara kick off gerakan door to door 2 juta rumah SAKTI sebagai langkah menggaet suara untuk memenangkan paslon Prabowo dan Gibran, di Kota Solo, Kamis (11/1) yang lalu.
Gusma lantas menjelaskan alasan mundur dari PDIP. Dia mengaku punya perbedaan pandangan dengan Partai ihwal Pilpres 2024.
“Pertimbangan saya pamit karena telah berbeda dengan partai soal Pilpres 2024. Saya rasa logis dan etisnya demikian. Dulu saat masih aktivis mahasiswa di Solo saya sudah jadi relawannya Pak Jokowi saat maju walikota, lalu ikut berjuang saat beliau maju Gubernur DKI, dan saat maju Pilpres dua kali. Saya juga koordinator door to door-nya Mas Gibran saat maju walikota Solo”, jelas Gusma.
Selain itu, Gusma juga memilih untuk mengikuti Jokowi. Dia memastikan pilihan politiknya senapas dengan kepuasan publik atas kinerja Jokowi.
“Saya berkeyakinan dan mengikuti kata hati saya soal sikap politik ini (pengunduran-red). Pak Jokowi sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya. Approval ratingnya sangat tinggi. Pilihan politik saya saat ini senafas dengan mayoritas rakyat yang puas terhadap pemerintahan Jokowi. Nah, saya rasa mungkin itu kesamaan dengan mentor saya Bang Ara dalam konteks ini,” ujar Gusma.