Semarang, EDITOR.ID, – Organisasi sayap PDI Perjuangan, Taruna Merah Putih menegaskan kesolidannya dalam memenangkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 03, Ganjar – Mahfud di Pilpres 2024.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum Taruna Merah Putih, Hendrar Prihadi saat menghadiri kegiatan ‘Kongkow Bambang Pacul’ di MG Setos Hotel Semarang, Senin (22/1/2024).
Mantan Walikota Semarang dua periode yang saat ini mejabat sebagai Kepala Lembaga Pengadaan Barang Pemerintah Republik Indonesia tersebut, menampik adanya perpecahan di organisasi yang dipimpinnya.
Hendi, biasa dirinya akrab disapa, bahkan menekankan, jika mundurnya Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan yang sebelumnya juga menjabat sebagai Ketua Umum Taruna Merah Putih tidak berpengaruh, pada internal organsiasi saya PDI Perjuangan tersebut.
“Kalau di Taruna Merah Putih saya praktis dari bulan April lalu, sudah hampir setahun, artinya secara kegiatan juga sudah melibatkan mas Ara (Maruarar Sirait),” terangnya dalam keterangan tertulis.
Meski begitu, lanjut Hendi, pihaknya meyakinkan jika tidak ada permasalahan antara Taruna Merah Putih kepengurusan saat ini dengan kepengurusan terdahulu.
“Waktu itu perpindahan dari mas Ara ke saya situasinya sangat smooth, kondusif, tidak ada permasalahan apapun. Saya waktu itu juga sudah menyampaikan ke mas Ara mohon ijin, beliau juga memberikan dukungan support,” ungkap Hendi.
Terkait adanya kader Taruna Merah Putih di Kabupaten Majalengka yang juga mundur mengikuti Maruar Sirait, Hendi mengatakan, hal tersebut sebagai hak pribadi masing – masing.
“Kita sudah cek kok yang di Majalengka itu ada satu pengurus, kemudian dia ikut gerbongnya mas Ara ya haknya dia itu. Kalau kemudian diberitakan ratusan, siapa itu kok ratusan? saya cek ke teman – teman Jawa Barat katanya nggak ada, mungkin teman – temannya dia saja, jadi bukan kader TMP” jelasnya.
Termasuk adanya pihak – pihak yang mengklaim sebagai pengurus PDI Perjuangan, tapi mendukung paslon selain Ganjar-Mahfud, Hendi menyebutnya, sebagai strategi usang.
“Ya itu strategi yang usang gitu ya, kalau zaman penjajahan itu bahasanya devide et impera. Ada orang dipakaikan baju PDI Perjuangan, kemudian disuruh ngaku pengurus, direkam, masukkan ke TV, tapi setelah kita telisik yang bersangkutan bukan pengurus PDI Perjuangan,” tutur Hendi.
Terakhir, Hendi mengajak semua pihak untuk berkompetisi secara fair dan sehat.
“Ayo kita berkompetisi secara sehat dan fair, yang memecah-mecah belah begitu juga tidak akan kita lakukan, karena kita pengen kompetisi ini berjalan secara fair dan sportif,” tegasnya.***