Jakarta, EDITOR.ID,- Wakil Ketua Umum Sedulur Jokowi Khairil Hamzah mengingatkan para timses, relawan hingga simpatisan kubu capres-cawapres agar tidak membangun kampanye dengan menyerang dan membangun narasi negatif terhadap lawannya. Berkampanye-lah dengan menjual ide dan gagasan tentang Indonesia untuk hari esok. Indonesia yang menuju Indonesia emas.
“Janganlah kampanye hanya jualan retorika dan banyak kata-kata, membangun asumsi masa lalu tanpa bukti, memberikan stigma negatif pada salah satu calon, mengungkit kembali masa lalu yang belum tentu benar, ini sangat tidak elok,” ujar Kharil Hamzah di Jakarta, Senin (19/12/2023)
Cara kampanye memfitnah seperti ini hanya kontraproduktif dan akan merugikan penebar cerita bohong.
Pernyataan ini disampaikan Khairil Hamzah menyikapi banyaknya narasi yang dibangun para pendukung capres-cawapres untuk memainkan isu-isu yang sudah tak laku dijual. Diantaranya membuka kembali masalah pelanggaran HAM, penculikan, orde baru dan lainnya.
Isu yang dibangun ini, menurut Khairil, sudah tak laku alias tak diminati publik karena memang tidak ada bukti secara fakta adanya hal tersebut. Publik justru ingin kampanye Capres-Cawapres menawarkan program dan gagasan yang nyata, mudah dipahami dan bisa diwujudkan buat rakyat.
“Masyarakat butuh pemimpin yang realita, bisa mengayomi, memberikan kemakmuran dan berani mengantar Indonesia sebagai negara maju yang bisa mensejahterakan rakyatnya, pemimpin yang ditunggu-tunggu masyarakat adalah pemimpin yang seperti Presiden Joko Widodo, tanpa kenal lelah bekerja untuk rakyat,” ujar Khairil Hamzah.
Founder KHP Law Firm ini mengharapkan sosok pemimpin ke depan mewarisi gaya pak Jokowi. “Sedikit bicara banyak bekerja, kerja, kerja untuk rakyat, membangun jalan yang menghubungkan berbagai daerah terpencil, membangun bendungan, mendorong petani Indonesia mandiri dan membagi-bagikan bantuan sosial agar rakyat terbantu secara ekonomi,” kata pengacara yang cukup ternama ini.
Khairil berharap jangan lagi simpatisan atau tim sukses hanya sibuk berdebat adu kuat-kuatan pendapat, jual omongan retorika, memperdebatkan yang sudah masa lalu di media tv.
“Tapi tirulah Pak Jokowi, turun langsung menemui warga berkomunikasi, membagi bantuan untuk meringankan beban hidup masyarakat, bukannya malah berdebat ramai di media, yang melihat justru capek,” paparnya.
Kriteria pemimpin 2024 haruslah sosok yang pemberani seperi Joko Widodo yang berani melawan Uni Eropa demi memperjuangkan Indonesia bisa memproduksi sawit atau hilirisasi. “Indonesia tidak lagi menjual sawit mentah ke Eropa tapi sudah diolah produk jadi dan bernilai tambah, sehingga saat ini Pak Jokowi sampai dimusuhi negeri Eropa yang bertahun-tahun menikmati sawit murah dari Indonesia, tapi saat ini sudah tak bisa lagi,” kata Khairil Hamzah.