Jakarta, EDITOR.ID,- Ayah dan keluarga Sultah Rifat Alfatih, mahasiswa Unibraw yang kini cacat permanen karena tersangkut kabel fiber optik menjuntai di jalanan milik PT Bali Towerindo mendatangi Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
Kedatangan Fatih Nurul Huda, ayah Rifat untuk menyampaikan pesan agar kasus yang menimpa putranya menjadi cacat permanen akibat terjerat kabel optik di jalan, tidak sampai terjadi pada orang lain. Disampaikan pula masukan untuk memperbaiki infrastruktur kabel.
Tak hanya mendatangi kantor Pemkot, Fatih sang ayah juga mendatangi Polres Jakarta Selatan. Keluarga Sultan Rifat Alfatih mendatangi kantor Pemkot Jakarta Selatan dan Polres Jaksel pada Rabu, 13 Desember 2023.
“Sampai hari ini belum ada kejelasan bagi kami tentang nasib putra kami yang telah mengalami cacat permanen adakah rasa empatik dari pihak yang selama ini harusnya bertanggung jawab atas kecelakaan yang dialami putra saya, saya berharap pemilik kabel memiliki rasa kemanusiaan,” ujar Fatih Nurul Huda, ayah Sultan Rifat saat dihubungi, Kamis (14/12/2023)
Selain itu keluarga korban juga mengungkapkan rencana Sultan Rifat akan kembali ke Malang, Jawa Timur, pada Januari 2024. “Persiapan administrasi perkuliahan,” ucap Fatih.
Sebelumnya, Sultan Rifat, mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, menjadi korban terjerat kabel optik milik Bali Tower yang terjuntai di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari lalu.
Saat itu Sultan Rifat yang tengah liburan semester melintas di jalan tersebut dengan mengendarai sepeda motor, tepat di belakang sebuah mobil. Tanpa disadari kabel optik terjuntai itu tersangkut di mobil, dan beberapa saat kemudian kabel optik itu mengenai leher Sultan Rifat.
Sempat mengalami kritis, Sultan Rifat harus cuti kuliah selama dua semester akibat kecelakaan itu. Meski begitu, Fatih menyebutkan, Sultan masih tetap ingin melanjutkan studinya, “Bahkan hingga ke luar negeri setelah lulus sebagai sarjana S1.”
Dalam keterangan sebelumnya, Fatih menuturkan kalau sekarang ini Sultan sudah bisa beraktivitas normal seperti bersepeda, main basket, sampai angkat beban. “Sekali-kali Sultan coba naik motor dan tidak ada trauma,” ujar Fatih.
Sebelum bisa beraktivitas normal, Sultan menjalani operasi pengangkatan pita suara dan perbaikan esofagus pada 19 Oktober. Operasi melibatkan dokter gabungan dari RSUP Fatmawati, RSCM, dan RS Polri Kramat Jati.
Kepala Tim Penanganan RS Polri, Yosita Rachman, juga mengungkapkan bahwa kondisi Sultan semakin baik. Sultan, ia sebut telah berhasil melewati masa kritisnya pasca dioperasi Oktober lalu. Berat badannya pun meningkat.