Banyumas,EDITOR.ID– Dalam upaya menyikapi datangnya era bonus demografi Indonesia tahun 2020 hingga 2035, PJ Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputra meluncurkan program sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di halaman Aula SMA N 1 Wangon, Selasa (17/10/2023).
Waka Kesiswaan Silis Indriyani menjelaskan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan salah satu program sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran.
“Nantinya siswa akan diberikan pengetahuan dan keterampilan khusus bidang kependudukan dan keluarga berencana, pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi kreatif serta program sektor lainnya,” jelasnya.
Pelaksanaan SSK ini, kata Silis Indrayani, dimulai dengan pengintegrasian pendidikan kependudukan dan Keluarga Berencana ke dalam mata pelajaran yang relevan seperti Geografi, Sosiologi, Ekonomi, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani dll.
Sementara itu, PJ Bupati Hanung mengatakan dengan adanya SKK, ini menjadi sangat penting untuk diakselerasi di sekolah-sekolah.
Hal ini, lanjut dia, guna untuk mencegah adanya kenakalan remaja, sex bebas dan pernikahan dini.
“Dalam konteks ini, siswa perlu diajak untuk bersikap, Saya Sadar (I aware) mengenai perkembangan jumlah penduduk dunia, kebutuhan dan ketersediaan air, pangan dan energi, Saya Peduli (I care) mengenai isu-isu kependudukan, serta Saya Melakukan (I do) mulai melakukan langkah-langkah aksi nyata melalui perilaku hidup berwawasan kependudukan,” ucapnya
Selain siswa disiapkan materi khusus PJ Bupati Banyumas menekankan agar para siswa juga terjun langsung ke lapangan. Sehingga tidak hanya mendapatkan materi di sekolah saja melainkan siswa didorong untuk bertidak secara aktif belajar dengan expert-expert pada bidangnya
“Misalnya posyandu, kepolisian mengenai narkoba, kenalan remaja,” ucapnya
Selain mengintegrasikan pendidikan kependudukan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, lanjut PJ Bupati Banyumas, SSK juga menggagas sebuah pojok yang di dalamnya menjadi pusat sumber daya informasi kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga (KKBPK).
Dijelaskan, pojok kependudukan (population cerner) ini juga berfungsi menjadi pusat informasi dan konseling untuk masalah-masalah kependudukan maupun kesehatan reproduksi bagi remaja.