Jakarta, EDITOR.ID,- Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan bahwa Pilkada DKI Jakarta tidak memberikan dampak negatif pada peta politik nasional. Hal itu setidaknya terlihat dari beberapa indikator, antara lain dukungan terhadap tokoh calon presiden 2019 mendatang yang tidak mengalami perubahan, baik sebelum maupun setelah Pilkada DKI Jakarta.
Dukungan terhadap Joko Widodo misalnya masih jauh mengungguli dukungan terhadap Prabowo Subianto. Temuan tersebut sama dengan temuan sebelumnya yang menunjukkan elektabilitas Jokowi mengungguli calon dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
“Sebelum dan sesudah Pilkada DKI dukungan pada tokoh-tokoh untuk menjadi presiden sangat stabil. Jokowi tetap yang teratas dan tetap diikuti Prabowo di posisi kedua juga dengan posisi yang relatif stabil,” ujar Direktur Eksekutif SMRC, Jayadi Hanan, dalam peluncuran survei SMRC, di Jakarta, Kamis (8/6/2017). Acara menghadirkan penanggap yaitu Yorris Raweyai dari Partai Golkar, Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan, dan Ferry Juliantono dari Gerindra.
Survei dilakukan pada 14-20 Mei 2017 melibatkan 1350 responden yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dari total populasi nasional yang sudah memiliki hak pilih pada pemilihan umum. Margin error survei ini rata-rata plus minus 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Jayadi mengatakan, dalam pertanyaan terbuka (top of mind) terkait calon presiden yang akan dipilih jika pemilu presiden diadakan saat ini, 34,1 persen responden memilih Joko Widodo, dan 17,2 persen mendukung Prabowo. Dengan pencapaian ini maka perbedaan elektabilitas keduanya cukup siginifikan, yaitu sekitar 17 persen.
Jayadi mengatakan, jika Pilkada DKI diasumsikan berpengaruh pada peta politik nasional, maka elektabilitas Jokowi niscaya akan turun, sedangkan elektabilitas Prabowo, yang mengusung pasangan pemenang, Anies Baswedan-Sandiaga Uno pasti akan naik.
“Namun survei ternyata tidak menemukan hal tersebut. Ternyata pengaruh Pilkada DKI Jakarta (pada elektabilitas capres) tidak berpengaruh. Efek Pilkada DKI justru positif pada Jokowi dan Prabowo, karena suara keduanya naik,” ujar Jayadi.
Selain elektabilitas, mayoritas warga juga menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi. Survei menemukan 67 persen menyatakan puas dengan kinerja Presiden Jokowi, dan 31 persen tidak puas. “Kalau pilkada DKI berpengaruh seharusnya angka kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi turun. Tapi kenyataannya tetap tidak ada pengaruh,” ujarnya.