Jakarta, EDITOR.ID,- Perhatian publik politik di tanah air saat ini sedang tertuju pada gimmick atau bahasa isyarat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kepada siapa kepala negara akan memilih dukungan kepada Calon Presiden yang akan menggantikannya pada 2024. Apakah Ganjar Pranowo? Ataukah Prabowo Subianto? Yang jelas bukan Anies Baswedan.
Sikap Presiden Jokowi yang tidak ingin buru-buru dan grusa grusu mengambil posisi dan keputusan siapa yang direferensikan didukung sebagai capres ini berimbas pada kegamangan dua partai politik yang dekat dengannya, yakni Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Kedua partai itu hingga saat ini belum memutuskan akan bergabung ke koalisi Prabowo atau ke koalisi Ganjar.
Putusan Jokowi memilih siapa capres yang akan didukungnya sangat penting, strategis dan berpengaruh besar pada kemenangan capres yang didukungnya. Kenapa bisa demikian? Pasalnya Jokowi punya tiga modal kuat.
Pertama ia adalah orang nomor satu di Indonesia atau Presiden. Ia pemimpin rakyat Indonesia. Apa yang dikatakannya akan sangat didengar rakyat. Apalagi hasil survei berbagai lembaga menempatkan kepuasan publik terhadap kepemimpinan Jokowi diatas 70 persen.
Kedua, Jokowi punya modal relawan yang masih loyal dan setia hingga akhir masa pemerintahannya. Relawan ini jumlahnya sangat besar dan tersebar diberbagai daerah. Mereka terkoordinasi dan terdiri dari simpul-simpul.
Relawan Jokowi ini tidak tersandera dan terkooptasi oleh kepentingan partai politik. Masih murni dan independen. Mereka tetap bertahan mengikuti arahan Presiden Jokowi, meski salah satu parpol PDI Perjuangan sudah menginstruksikan siapapun relawan Ganjar Pranowo wajib mendaftar ke PDI Perjuangan.
Ketiga, Jokowi punya dua parpol yang masih setia berada di belakangnya dengan mengikuti “petunjuk” Jokowi agar tidak buru-buru dan tidak grusa grusu mengambil keputusan. Oleh sebab itu dua parpol pendukung Jokowi ini yakni Partai Golkar dan PAN masih tetap bertahan untuk merahasiakan siapa capres yang akan diusungnya hingga pendaftaran nanti.
Sehingga dukungan dari Jokowi dinilai menjadi rebutan sejumlah pihak untuk meraih tiket kemenangan di Pilpres 2024. Dukungan Jokowi terhadap capres di Pilpres 2024 dinantikan banyak pihak.
Lantas kenapa Jokowi tidak segera memutuskan siapa capres yang didukungnya?
Pertama, menurut pengamat politik Asri Hadi, Jokowi ingin lengser keprabon atau turun tahta kepemimpinannya dua periode dengan cara soft dan memberikan posisi pada Jokowi masih bisa berkiprah di dunia politik.