Magelang,EDITOR.ID,– Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah yang kedua di Magelang, ditargetkan tuntas di tahun 2024. Sejak dibangun pada akhir Januari lalu, progres pembangunannya kini telah mencapai 30 persen.
Hal itu disampaikan Ganjar usai menengok pembangunan MAJT kedua yang berdiri di Jalan Soekarno Hatta, Sawitan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin (8/5/2023).
Ganjar didampingi Bupati Magelang Zaenal Arifin, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya AR Hanung, serta pejabat terkait lainnya.
“Alhamdulillah sudah 30 persen, jadi kami lihat (progresnya) bagus. Saya titipkan pada kontraktor dan tukang-tukang, jaga kualitas,” katanya.
Meski begitu, Ganjar berpesan, agar kualitas bangunan harus benar-benar diperhatikan. Dengan demikian, harapannya tidak ada cerita negatif dan merugikan masyarakat yang memanfaatkan.
“Ini membangun rumah ibadah, jadi harapan kami betul-betul hasilnya bagus. Ya untuk bangunan , semuanya. Tapi untuk ini saya minta agar betul-betul bagus,” tegasnya.
“Saya tidak mau ada cerita-cerita negatif, kan banyak orang membangun rumah-rumah ibadah tapi ujung-ujungnya banyak cerita negative. Itu mesti kita jaga mulai sekarang,” imbuh Ganjar.
Dia yang didampingi Bupati Magelang mengatakan, nantinya akan ada sedikit perubahan desain masjid dua lantai tersebut. Yakni, pemanfaatan ruang di lantai satu bangunan yang dikhususkan bagi orangtua atau lansia.
Ketersediaan Jalur Disabilitas
“Ada masukan dari Pak Bupati Magelang, bagus menurut saya. Untuk yang orangtua, yang mungkin salatnya tidak harus di lantai atas, ada space yang disiapkan. Jadi perlu re-design sedikit saja agar space-space itu bisa dipakai,” ujarnya sambil menegaskan ketersediaan jalur untuk disabilitas.
Sebagaimana diketahui, Masjid Agung tersebut dibangun di atas lahan seluas lima hektare. Ganjar berharap, keberadaan Masjid Agung ini mampu menjadi simbol kerukunan antarumat beragama. Nantinya, MAJT diharapkan menjadi pusat moderasi beragama.
Musababnya, lanjut Ganjar, di Magelang terdapat beragam rumah peribadatan dari berbagai agama. Di antaranya rumah peribadatan agama Budha di kawasan Candi Borobudur, Kelenteng Liong Hok Bio (kelenteng tertua), dan bangunan ibadah yang dikenal sebagai Gereja Ayam.
“Nah itu yang menunjukkan bangunan-bangunan di mana agama apapun itu bisa hidup berdampingan di sini, sehingga semua akan berada pada posisi keseimbangan sosial dan saling menghargai dan menghormati,” ujarnya.
Ganjar menuturkan, tidak mematok target penyelesaian MAJT tersebut. Selain agar fisiknya maksimal, sesuai rencana MAJT Magelang akan selesai tuntas pada 2024 mendatang.