Surabaya, EDITOR.ID,- Ali Mannagalli Parawansa mendadak menyatakan keluar dari Partai Demokrat Jawa Timur per 8 Maret 2023. Sebelumnya putra dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Demokrat.
Keputusan Ali mundur dari partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu disampaikan melalui video diunggah di akun instagramnya @aliparawansa. Ia juga meminta maaf sekaligus terima kasih ke Demokrat.
Hal ini sontak membuat masyarakat bertanya-tanya. Apa alasan pengunduran diri Ali?
Sejumlah netizen di jagat maya belakangan berspekulasi Ali kemungkinan ingin pindah “rumah politik” ke partai lain.
Rumors soal mundurnya putra Gubernur Khofifah dari Partai Demokrat Jatim langsung diklarifikasi oleh Ketua DPD nya Emil Elestianto Dardak.
Emil yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur memastikan tidak ada persoalan antara BPOKK Demokrat dengan Ali hingga akhirnya keluar keputusan tersebut.
“Semua sudah disampaikan oleh BPOKK, bagaimana prosesnya dan saya rasa statement BPOKK, hasil komunikasinya harus kita hormati dan hargai. Saya rasa semua dilaksanakan dengan baik kok,” kata Emil di Gedung Negara Grahadi, Senin (13/3/2023).
Lebih jauh Emil mengungkapkan dirinya dengan Ali memiliki komunikasi yang baik, khususnya terkait konsultasi soal karier profesional. Menurutnya, kedekatan itu juga terjadi dengan ibunya, Khofifah Indar Parawansa.
“Karena banyak yang nggak tahu obrolan (saya) di balik layar dengan yang bersangkutan. Saya dengan Bu Gubernur (Khofifah) justru sangat dekat dalam membicarakan mengenai karier plan-nya beliau (Ali), sama sekali tidak ada perasaan (dipermainkan Ali) begitu, utamanya saya pribadi,” ucapnya.
Sekjen PDIP: Itu Bagus Ia Tak Nyaman
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menilai bahwa keputusan Ali tersebut sudah bagus.
“Itu bagus. Artinya dia (Ali) memilih keluar karena melihat bahwa ada suasana yang tidak nyaman. Berpolitik kan persoalan hati. Kayak orang pacaran,” ujar Hasto, usai menghadiri acara rakornis PDIP Jawa Timur, di Surabaya, Minggu (19/3/2023).
Menurut Hasto, politik adalah soal hati. Dia menduga mundurnya Ali dipicu oleh kondisi yang tidak nyaman di internal Partai Demokrat.
“Mungkin dia keluar karena melihat sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Kalau dia keluar, ya itu bagus,” ujar Hasto.
Belakangan Ali juga terlihat dekat dengan salah satu kader PDIP yakni Aryo Seno Bagaskoro, yang juga Ketua Taruna Merah Putih (TMP) Surabaya.
Hasto mengklaim ada kedekatan antara PDIP dengan Ali. Termasuk ibunda Ali sendiri Gubernur Khofifah juga mempunyai kedekatan dengan PDIP, meski PDIP bukan partai pengusung Khofifah saat Pilkada Jatim 2018 lalu.