EDITOR.ID, Jakarta – Karyawan suatu badan usaha tergolong cukup rentan terpengaruh pada paham radikal terorisme yang menjadi misi bagi organisasi terlarang dunia, seperti ISIS dan Wahabi. Guna mencegah hal tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Bapak Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar diwakili Oleh bapak Brigjen Pol Achmad Nurwahid Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme BNPT RI bersama dengan Yayasan Harmoni Pemersatu Bangsa menggelar Dialog Kebangsaan BNPT RI dengan PT Pegadaian, pada hari Kamis (12/01/2023) di Gedung Danareksa, Jakarta Pusat.
BJP Achmad Nurwahid pada Dialog Kebangsaan tersebut mengatakan, “Guna mendukung program-program BNPT dalam mencegah paham-paham radikalisme yang mungkin muncul pada instansi, terutama instansi krusial seperti BUMN, maka PT Pegadaian berperan aktif dalam kegiatan Dialog Kebangsaan ini. Dengan adanya Dialog Kebangsaan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi Manajemen Perusahaan.”
Dialog Kebangsaan tersebut dihadiri oleh Brigjen Pol Achmad Nurwahid, Direktur Pencegahan BNPT RI, Habib Sholeh mewakili Ketua dewan Pembina YHPB serta Bapak Rully Yusuf, Kepala Divisi Corporate Social Responsibility PT Pegadaian.
Rully Yusuf mewakili Direksi Pegadaian pada kesempatan tersebut menjelaskan, peran aktif manajemen perusahaan dalam memberantas dan mengoptimalkan pencegahan Radikalisme dan Intoleran generasi muda diharapkan melalui kegiatan ini generasi milenial terutama yang ada di suatu instansi tidak mudah terpengaruh ideologi yang dapat merongrong NKRI dan dapat memicu aksi terorisme. Bangsa ini adalah bangsa yang besar, ini patut kita syukuri dan wajib untuk dipelihara dari masa ke masa. Untuk meningkatkan ketahanan bangsa dan masyarakat tiada lain kita semua harus memberikan edukasi, pencerahan kepada pemuda khususnya keluarga besar PT Pegadaian, karena tantangan kita adalah bagaimana yang muda ini tidak mudah terpedaya oleh ajaran atau doktrin yang disampaikan oleh mereka yang mengusung ideologi terorisme ini. Kecenderungan anak muda dengan karakteristik yang idealis, pemberani, ingin mencari jati diri, inilah yang bisa dimanfaatkan mereka.
Dalam kesempatan lain, Watimpres Maulana Abah Habib Luthfi bin Yahya pernah mengatakan bahwa lunturnya jiwa nasionalisme menjadi salah satu alasan maraknya radikalisme di kalangan milenial. Tentu tantangan ini bukan menjadi tugas BNPT semata. Perlu kepedulian dari seluruh lapisan masyarakat dalam membangun kualitas generasi muda agar ideologi yang bertentangan dengan konsensus bangsa tidak mudah tersusupi.