Ponorogo, EDITOR.ID. Ratusan warga masyarakat dari 43 kepala keluarga warga di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Ponorogo terpaksa harus bertahan di tempat pengungsian setelah bencana tanah gerak menerjang hunian mereka beberapa waktu lalu.
Ratusan orang yang terdiri atas 43 keluarga itu juga dipastikan akan berlebaran tahun 1444 Hijriah /2023 ini di tempat pengungsian.
Mereka masih bertahan di tempat pengungsian karena tempat tinggal terbilang sangat berbahaya apabila mereka masih tetap menghuni karena rumah-rumah mereka di atas tanah yang tengah bergerak sehingga dinilai sudah tidak layak huni.
Setelah Observasi pihak BPBD
Bencana tanah gerak yang terjadi di Dukuh Sumber RT 001 RW 001 Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo semakin parah.
Dari hasil observasi yang dilakukan BPBD Ponorogo terjadi penambahan retakan tanah 5 Centimeter setiap 2 jam.
Hal ini dibenarkan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Surono.
Surono mengatakan, penambahan retakan tanah di lokasi tanah gerak memang signifikan terjadi, bahkan akibat pergerakan tanah yang masif ini sejumlah lantai rumah warga hingga ambles.
Surono mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya telah menemukan 25 titik retakan, dengan panjang retakan bervariasi. Dimana sejumlah lebar retakan saat ini sudah mencapai 1 meter.
Surono mengaku melihat kondisi pergerakan tanah di lokasi tanah gerak yang masih terus terjadi, pihaknya menetapkan status zona merah bagi kawasan tersebut. Pun dengan penerapan steril area di 1 kilometer dari lokasi pergerakan tanah.
Surono menambahkan, untuk melihat pergerakan tanah yang terjadi, pihaknya memasang sejumlah patok kayu ber ukuran di beberapa titik retakan.
Relokasi ke 43 Kepala Keluarga
Sedangkan janji Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo akan merelokasi ke 43 keluarga belum bisa terealisasi dalam waktu dekat.
Surono, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, pihaknya mengatakan, “Kami telah meminta para pengungsi untuk bersabar,” tuturnya.
Kendati demikian, Surono menjamin ke 43 keluarga, “Hingga bisa berlebaran tahun ini (1444 Hijriah/2023) ini, terpaksa mereka harus lalui di posko pengungsian sementara di TK Dharma Wanita Desa Tumpuk, Kecamatan Sawo,” sambung Surono.
Surono berupaya untuk memastikan Pemkab Ponorogo terus mengupayakan percepatan program relokasi ke 43 Keluarga tersebut.
Sementara saat ini Pemkab Ponorogo sedang mengupayakan penyelesaian proses administrasi ke pihak Perhutani, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.