Jakarta, EDITOR.ID,- Yusril Ihza Mahendra disebut-sebut akan menduduki posisi Jaksa Agung. Isu ini sudah beredar santer. Konon tawaran menjadi Jaksa Agung melatarbelakangi Yusri memutuskan mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Bulan Bintang ( PBB ). Yusril ingin memberi kesan ia sebagai tokoh netral dan tidak terlibat politik praktis sebagai politisi PBB.
Keputusan mundur itu disampaikan Yusril Ihza Mahendra dalam Sidang Musyawarah Dewan Partai (yang diselenggarakan di Kantor DPP PBB, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (18/5/2024).
Bukan hanya melepas jabatan yang ia emban sejak 1998, Yusril Ihza Mahendra bahkan juga keluar dari PBB, partai yang sudah identik dengan namanya tersebut.
Yusril Ihza Mahendra menyatakan setelah keluar dari PBB dirinya akan tetap terlibat secara intens baik sebagai akademisi maupun sebagai profesional di bidang hukum dan pemerintahan.
Menurutnya, dengan membebaskan diri dari ikatan partai, ia akan lebih leluasa bergerak dan berbuat.
“Katakanlah saya dapat bertindak sebagai seorang negarawan yang mengatasi segala paham dan golongan untuk kepentingan bangsa dan negara,” jelas Yusril Ihza Mahendra ketika dikonfirmasi, Minggu (19/5)
“Dalam kondisi seperti itu, saya bisa berbuat optimal menggunakan segala kemampuan dan keahlian untuk ikut memecahkan persoalan-persoalan bangsa.
Katakanlah dalam membangun kehidupan hukum, demokrasi dan konstitusi, tanpa beban anggapan memperjuangkan kepentingan partisan,” tambah dia.
Yusril Ihza Mahendra paham keterikatan dirinya dengan PBB tidak bisa terlepaskan begitu saja. Namun ia menekankan selama menjabat ketum, dirinya sudah sering menyampaikan pandangan terkait aspek konstitusi, hukum hingga demokrasi dan tidak mewakili PBB.
“Tentu jejak keterkaitan historis saya dengan PBB yang menganut ideologi modernisme Islam tidak akan terhapus begitu saja,” kata Yusril.
“Selama ini pun, meskipun ketika saya masih menjabat Ketua Umum PBB, pandangan-pandangan saya mengenai soal konstitusi, hukum dan demokrasi adalah pandangan profesional akademisi, tidak mencerminkan pandangan partisan,” papar Yusril.
“Apalagi ketika saya berada di luar partai, profesionalitasnya tentu akan lebih mengedepan,” tambahnya.
Mundurnya Yusril Ihza Mahendra dari PBB memunculkan isu, bahwa Ia disebut menjadi Jaksa Agung di pemerintahan Prabowo-Gibran. Bukan tanpa alasan, pada Pilpres 2024 lalu Yusril Ihza Mahendra mendukung Prabowo-Gibran. Selain itu ia juga memiliki pengalaman mumpuni di bidang hukum.
Namun Yusril Ihza Mahendra menepis isu itu. Ia memastikan tidak ada kaitannya dirinya mundur dari PBB dengan isu menjadi Jaksa Agung. “Saya tidak memenuhi syarat jadi Jaksa Agung,” kata Yusril.