Wow Ritual Ida Dayak Mampu Sihir Ribuan Warga, Layanan Kesehatan Kita Sedang Ada Masalah?

Heboh pengobatan tradisional Ida Andriani alias Ida Dayak di GOR Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat pada Senin (3/4/2023). Pengobatan tersebut berujung dibatalkan lantaran pasien membludak.

Jakarta, EDITOR.ID,- Ribuan warga berdesak-desakan memenuhi Gelanggang Olahraga Markas Divisi Infanteri Satu Kartika, Kostrad Cilodong, Kota Depok sejak Senin (3/4/2023) pagi. Mereka datang dari berbagai penjuru jabodetabek dan dari berbagai kota. Bahkan ada yang datang dari luar pulau.

Pengobatan tradisional Ida Dayak mendadak banjir peminat lantaran videonya tengah meluruskan tangan yang bengkok, saat ini tengah viral di media sosial.

Ratusan warga rela antre berdesak-desakan dan berjam-jam di lokasi demi bisa mendaftarkan sanak saudaranya yang sakit. Bahkan ada warga luar kota rela menginap untuk membuktikan “kehebatan” ritual Ida Dayak mengobati penyakit orang.

Terlihat dari video amatir warga, ribuan warga saling berdesakan di depan pintu masuk GOR Markas Divisi Infanteri Satu Kartika, Kostrad, Cilodong, Depok.

Mereka berebut masuk demi bisa mendaftarkan keluarganya di lokasi pendaftaran panitia pengobatan Ida Dayak.

Akibat makin membludaknya warga yang datang ingin berobat alternatif Ida Dayak, panitia bersama petugas Kostrad pun memindahkan lokasi pengobatan yang semula digelar di gelanggang olahraga, ke lapangan tembak.

Dari pasien stroke, saraf kejepit, hingga korban tabrak lari ramai-ramai mendatangi GOR Kostrad di Depok, Senin (3/4/2023), meski pada akhirnya praktik Ida Dayak dibatalkan lantaran massa membludak.

Fenomena Pengobatan Tradisional Bukti Pelayanan Medis Kita Mahal

Fenomena pengobatan Ida Dayak ini jadi perhatian serius pengamat masalah kesehatan Dicky Budiman.

Doktor dari Universitas Griffith Australia itu menilai banyaknya warga yang percaya dengan pengobatan semacam ini bukan hal baru dan tidak hanya terjadi di Indonesia. Sering dilaporkan di sejumlah negara berkembang.

Ada beragam alasan di baliknya, termasuk buruknya fasilitas kesehatan.

“Jadi banyak orang di negara berkembang nggak punya akses kepada fasilitas kesehatan yang modern karena keterbatasan infrastruktur, jalan jauh, dan alatnya juga terbatas,” ujarnya sebagaimana dilansir dari detikcom Selasa (4/4/2023).

Bukan cuma itu, tenaga dokter dan medis yang terbatas juga disebutnya menjadi ‘biang kerok’ banyak pasien terpaksa berobat ke terapi alternatif tradisional atau spiritual.

Ujungnya masyarakat ramai-ramai mendatangi alternatif dengan harapan mendapat penanganan yang cepat dan bisa segera sembuh.

“Tenaga medis profesional yang terbatas, beda dengan di kota besar bahkan ada sub spesialis kan, banyak, sehingga akhirnya tradisional atau spiritual medicine ini menjadi hanya satu-satunya pilihan yang ada di daerah atau wilayah itu,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: