EDITOR.ID – Trenggalek, Bencana banjir yang terjadi di Kecamatan Munjungan Trenggalek menyisakan persoalan baru. Dua jembatan penghubung utama antar kecamatan nyaris putus. Pemerintah diharap segera turun tangan melakukan perbaikan.
Dua jembatan yang nyaris putus berada di dua tempat terpisah. Jembatan pertama berada di Desa Bangun. Jembatan tersebut menjadi penghubung utama antara Kecamatan Munjungan dengan Kecamatan Watulimo.
Salah satu sisi jembatan longsor hingga sebagian badan jalan. Akibatnya kendaraan yang melintas hanya bisa melewati satu jalur. Meski demikian warga masih memanfaatkan jembatan tersebut untuk akses dari kedua wilayah
Perangkat Desa Bangun, Purwito, mengatakan longsornya jembatan tersebut terjadi pada saat hujan pertama. Tingginya intensitas hujan mengakibatkan debit air sungai meningkat tajam. Akibatnya salah satu sisi jembatan tergerus air jingga longsor.
“Tekanan air dari atas cukup kuat, sehingga longsor seperti ini. Kejadian ini sudah kami laporkan ke pemerintah kecamatan maupun kabupaten. Bahkan juga sudah ditinjau oleh Pak Camat,” kata Purwito, Kamis (29/10/2020).
Meski demikian hingga kini akses utama warga tersebut sama sekali belum dilakukan perbaikan. Pihaknya berharap Pemkab Trenggalek segera turun tangan, sehingga akses warga kembali normal.
“Harapan dari kami bisa segera direalisasi perbaikannya, supaya jalan ini pulih kembali. Ini jalur utama, jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Munjungan dengan Watulimo,” ujarnya.
Sementara jembatan lain yang nyaris putus berada di Dusun Gembes, Kecamatan Munjungan. Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Munjungan dengan Kecamatan Dongko tersebut kondisinya telah melengkung, akibat tiang penyangga yang nyaris roboh.
“Rusaknya ini pada saat banjir kemarin lusa itu, airnya cukup deras, bahkan sampai naik di atas jembatan,” kata salah seorang warga, Baliq.
Menurutnya derasnya air sungai mengakibatkan tiang penyangga bagian tengah tergerus dan nyaris ambruk. Bahkan saat ini kondisinya telah miring ke arah barat, sedangkan posisi jembatan menjadi melengkung.
“Di ujung jembatan juga sudah retak-retak,” ujarnya.
Baliq sebagaimana dilansir Detik, mengaku jembatan tersebut merupakan salah satu akses utama warga dari Kecamatan Munjungan ke Kecamatan Dongko. Jika jembatan itu sampai putus maka akses ke wilayah Dongko harus memutar dengan radius yang lebih jauh.
“Kalau putus ya mutar ke selatan dulu, lumayan jauh. Kalau dekat sini ada jembatan alternatif, tapi sempit,” jelasnya. (Tim)