EDITOR.ID, Jakarta,- Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Dharma Pongrekun secara mendadak digantikan oleh mantan Deputi VIII Badan Intelijen Negara (BIN) Irjen Sutanto. Padahal Jenderal Bintang Tiga Polisi ini masih tiga tahun lagi pensiun atau tepatnya Januari 2024.
Hingga kini belum diketahui posisi apa yang akan ditempatinya usai menjabat Wakil Kepala BSSN.
“Beliau (Dharma Pongrekun) diganti oleh Irjen Pol Sutanto,” kata Kepala BSSN Hinsa Siburian saat dikonfirmasi, Jumat (8/10/2021) sebagaimana dilansir dari cnn indonesia.
Kepala BSSN Hinsa Siburian menyebut pergantian waka BSSN merupakan penyegaran organisasi. Menurutnya, Dharma sendiri sudah tiga tahun menempati jabatan tersebut.
“Istilahnya dalam pembinaan karier perwira TNI dan Polri adalah pergantian dalam rangka penyegaran organisasi,” ujarnya.
Pengangkatan dan pelantikan Sutanto sebagai wakil kepala BSSN sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 146/TPA tahun 2021 tanggal 5 Oktober 2021.
Sebelum menduduki jabatan wakil kepala BSSN, Sutanto menjabat sebagai Deputi VIII BIN.
Sementara, Dharma Pongrekun merupakan lulusan akademi polisi angkatan 1988. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri. Dharma baru akan pensiun pada Januari 2024.
Komjen Pol Drs Dharma Pongrekun M.M.,M.H lahir di palu Sulawesi Tengah 12 januari 1966. Beliau merupakan lulusan terbaik Akpol tahun 1988. Serta berpengalaman dibidang Reserse.
Dharma yang juga tercatat sebagai staf pengajar utama di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Lemdikpol Polri ini adalah penerima anugerah Adhi Makayasa, gelar kehormatan yang diberikan kepada lulusan terbaik Akpol dan akademi militer (akmil).
Dharma Pongrekun juga pernah mencalonkan diri sebagai Calon Pimpinan KPK.
Meski ia memimpin BSSN, namun Dharma Porengkun rajin menulis dan beberapa kali bicara di media sosial soal pandemi Covid-19 yang ia kaitkan dengan konspirasi global untuk menguasai kehidupan manusia melalui chip dan big data digital.
Komjen Dharma pernah menyinggung ada desain elite global yang menginginkan dunia berada dalam satu sistem tunggal. Menurutnya, sistem tunggal dunia ini merupakan jalan penyeragaman dunia.
Melalui apa penyatuan sistem tunggal itu, Komjen Dharma dalam sebuah konten Youtube menyebutkan jalannya adalah pengendalian melalui chip.
Menurut jenderal bintang tiga itu, salah satu wujud penyeragaman sistem dunia ini adalah pemberlakuan chip dalam tubuh manusia yang belakangan ramai dibahas di mana-mana.
Menurutnya, kekuatan untuk melawan upaya penyeragaman sistem ini adalah kekuatan beragama. Keyakinan pada kekuatan spiritual ia yakini bisa melawan kekuatan yang yang beragungkan material.
?One system for all, dan nanti kendalinya ada pada chip. Sebenarnya sudah ada, sedang dibuat tinggal pengumpulan data,? ujar Komjen Dharma dalam channel JT Perspektif dikutip Sabtu 25 Juli 2020.
Komjen Dharma mengatakan chip itu supaya semua data warga dunia tinggal dipasang saja. jadi dengan chip, warga dunia tak perlu repot membawa identitas dan data serta dokumen penting. Semuanya tersimpan dalam chip yang dimaksud tersebut.
?Kita nggak perlu bawa apa-apa, semua identitas ada di sini (chip). Data medical record, pasport ada di sini,? jelasnya.
Komjen Dharma mengatakan para elite globalis ini dengan sistem tunggal itu bisa menjadi makin mulus menguasau moneter dunia, dengan sendirinya maka akan mengendalikan kekuatan dunia. Sistem pemerintahan negara dunia akan takluk dengan sistem tunggal ini. (tim)