Banyak layanan – layanan public yang harus berjalan terus – menerus, dan banya pula profesi – profesi yang memerlukan waktu yang panjang untuk menyelesaikan permasalahannya, sehingga bisa jadi tidak mengenal kapan hari liburnya. Sehingga libur itu bukan suatu alasan untuk tetap memberikan pelayanan umum bagi suatu instansi – instansi seperti perhubungan, hantaran jasa dan barang, kesehatan dan lain – lainnya.
Bagaimana halnya dengan jasa pendidikan? Ini yang menarik dan perlu penanganan yang berbeda, karena di dalamnya ada faktor dan proses produksi bagaimana mencetak dan menciptakan sumber daya manusia yang memiliki potensi dan kompetensi untuk regenerasi dan menjawab ancaman, tantangan, hambatan dan gangguang secara nasional baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Proses penciptaan Sumber Daya Manusia dengan berbagai cara dan metode untuk mendapatkan sumber daya manusia yang unggul, bukan hanya sekedar transfer knowledge, dan atau transfer skill, namun masih ada beberapa parameter – parameter yang harus dilalui dan diikuti dalam pembentukan soft skill dan hard skill.
Proses pendidikan itu sendiri merupakan bentuk – bentuk philosofi kehidupan yang harus dilalui untuk membentuk dan menempa psikologi anak didik dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan ketrampilan, karena disana akan ditemukan proses pembentukan jiwa yang sabar dan bisa memahami keadaan, dan bagaimana menumbuhkan empati, simpati dan perilaku – perilaku yang lainnya. Inilah sebenarnya permasalahan pokok pendidikan yang semestinya mendapatkan pencerahan dengan waktu dan materi yang sesuai.
Ada kemungkinan – kemungkinan yang dapat dijadikan peluang dalam hal pemerintah menjadikan empat hari kerja dalam seminggu. Misalnya saja pada usia anak – anak, dengan adanya empat hari sekolah bisa jadi ini memberikan keleluasaan anak untuk bertemu dengan orang tuanya lebih banyak waktu.
Sehingga harapan pemerintah untuk mengembalikan peranan orang tua dalam proses sosialisasi tingkat pertama dapat berjalan dengan baik, waktu yang dibutuhkan orang tua untuk bekerja tidak telalu panjang dan akan dapat kembali bertemu dengan buah hatinya, ini berarti pembentukan dan dorongan psikologi anak terhadap orang tua akan lebih membangkitkan emosi baru.
Dan bagi yang sudah remaja atau pemuda akan ada kesempatan yang lebih baik lagi untuk untuk mempersiapkan atau menyelesaikan tugas – tugas sekolahnya, sehingga diharapkan akan lebih matang dan lebih baik lagi dalam menjalani setiap penugasan – penugasan yang diberikan oleh orang tua ataupun guru.