Budiman Sudjatmiko menjelaskan foto viral dirinya bersama Hashim Djojohadikusumo bersama Jusuf Kalla (JK) dan Anies Baswedan. (Tangkapan layar video viral)
“Kalau modal mengurus negara ini sedikit dari segi ide, sedikit dari kemampuan, yang bisa kamu jual hanya peristiwa sesaat yang kemudian digoreng seolah itu adalah pengeroyokan,” ujar Budiman Sudjatmiko.
Budiman mengatakan jika foto tersebut mau “digoreng” dan diskenariokan terkait “pengeroyokan” maka ia meminta untuk melupakan soal bagaimana memimpin negara ke depan.
“Saya mau katakan lupakan memimpin negara ini. Please jangan deh. Jangan berpikir untuk mengurus 270 juta orang jika yang kamu punya adalah rasa ingin dibelaskasihani. Please jangan. Jauh lebih banyak rakyat yang masih menangis, masih sedih, masih banyak rakyat menderita,” tegas mantan Ketum PRD ini.
“Tangis mereka harus kita lebih dengar daripada elit yang nggak punya ide tapi napsu besar dan akhirnya mengeluarkan fitnah,” lanjut dia.
Budiman mengakui sempat berbincang dengan rombongan Anies dan JK. Namun dia menyebut perbincangan tersebut pun merupakan interaksi sosial yang biasa.
“Kita kan orang yang biasa saja bergaul, ya say hey, nggak ada pembicaraan apa pun. Foto-foto dan setelah itu pergi, nggak ada. Dan kemudian ketika hari ini ‘digoreng’ dan diskenariokan hari ini dikeroyok,” katanya.
Tanggapan Hashim
Hashim, yang turut hadir dalam diskusi di rumah pemenangan relawan Prabowo hari ini, juga ikut menanggapi foto viral tersebut. Dia menyebut, dalam pertemuan dengan JK dan Anies, hanya berbincang mengenai kabar tanpa ada diskusi yang serius.
“Nggak ada (diskusi serius). (Hanya) Halo, halo, how are you? Apa kabar?” ujar Hashim.
“Jadi tolong yang buat narasi ini cabut, ini nggak benar,” timpal Budiman.
Budiman Dipecat PDIP
Budiman Sudjatmiko diketahui sudah dipecat dari keanggotaan PDIP menyusul dukungannya kepada bakal capres Prabowo Subianto.
Peneliti Banten Institute for Governance Studies (BIGS) yang juga Pengamat Kebijakan Publik dan Politik Dr Harits Hijrah Wicaksana menyatakan pemecatan terhadap Budiman Sudjatmiko bisa berdampak efek domino bagi PDI Perjuangan.
“Kami berharap Megawati Soekarnoputri perlu mempertimbangkan pemecatan kepada kadernya itu,” kata Harist di Lebak, Senin pekan lalu.
Pemecatan Budiman itu bisa berdampak efek domino bola panas dan bola liar serta tidak tertutup kemungkinan kader-kader lainnya yang tidak sependapat dengan prinsip partai dipastikan beralih ke calon Presiden Prabowo dan tidak mendukung Ganjar Pranowo. Apalagi, ujar dia, saat ini momentum suhu politik memanas menghadapi Pemilu 2024.
