“Kamu tidak bisa jadi anggota dewan… (tidak terdengar) jadi gubernur, jadi bupati, jadi presiden, lewat partai politik,” ucap salah satu kader PDIP itu lewat pengeras suara.
Dia juga meminta Desmond bertanggungjawab atas pernyataannya.
“Setiap pemimpin pasti membawa visi politik, anda harus belajar lagi, anda harus belajar minum obat lagi, saudara harus bertanggungjawab. Terima kasih,” ucap kader yang sama.
Kalau Sukarno direhabilitasi itu namanya mengada-ada
Usai digeruduk, Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahesa buka suara. Ia meminta maaf atas pernyataannya yang menyentil keluarga besar PDIP dan Megawati Soekarnoputri terkait Presiden pertama RI Sukarno.
“Saya meminta maaf atas tidak berkenannya atas statement saya yang sepenuhnya bukan statement saya karena itu output dari tulisan wartawan, maka kesalahan yang membuat keluarga besar PDIP kecewa saya memohon maaf,” ujar Desmond dalam sebuah video yang beredar.
Kemudian, kader PDIP menyauti Desmond lagi. Mereka menegaskan Sukarno bukan cuma milik PDIP.
“Tidak hanya keluarga PDIP, semua pengagum Bung Karno juga, Bung Karno tidak hanya milik PDIP bung,” jawab kader PDIP.
“Milik kami pak, milik Gerindra,” ucap Desmond.
Kasus ini memanas berawal saat Desmond mengatakan, permintaan PDIP terlalu mengada-ngada agar negara meminta maaf kepada Presiden Sukarno buntut TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967.
“Kalau Sukarno direhabilitasi itu namanya mengada-ada,” kata Desmond beberapa waktu lalu.
Menurut Desmond, permintaan itu muncul karena pemerintah saat ini merupakan bagian dari keluarga Sukarno. Sebab, kata dia, Jokowi juga merupakan petugas partai yang dipimpin Mega sebagai putri Presiden RI tersebut.
“Kalau Jokowi kan cuma petugas partai. Jadi, melaksanakan maunya Megawati habis itu negara minta maaf lagi sama Sukarno,” tambahnya.
Jangan lupa ya baca artikel menarik lainnya dari EDITOR.ID di Google News