EDITOR.ID, JAKARTA- – Mantan Menteri Agraria Tata Ruang dan Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil melakukan serah terima jabatan (sertijab),kepada mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Rabu (15/6)
Sofyan Djalil memberikan pesan khusus kepada Hadi Tjahjanto yang kinj menjabat sebagai Menteri ATR/Kepala BPN tersebut.
Dalam sambutannya, Sofjan Djalil tak luput mengucapkan selamat kepada Hadi Tjahjanto atas Jabatan yang baru di emban sebagai Menteri ATR/BPN yang baru diberikan oleh presiden Joko Widodo.
“Yang menjadi konsen bapak presiden yang harus kita kerjakan, pertama adalah Reforma agraria, karena reforma agraria ini adalah bagian terlemah dari program kementerian,” ujar Sofyan Djalil pada sambutannya usai Melakukan Sertijab, Rabu (15/6).
Sofyan Djalil menjelaskan dari target yang sudah dibuat, saat ini Kementerian ATR/BPN dikatakan Sofyan Djalil masih terus mengejar target yang sudah di berikan presien sebelumnya.
“Dari segi sertipikat yang kira keluarkan, tadinya sampai 2015 46 juta bidang tanah, hari Alhamdulillah sudah 80 juta bidang, jadi kita memberikan sertipikat kepada masyarakat atas tanah yang mereka miliki,” kata Sofyan Djalil.
Menurutnya saat ini masih banyak Maslaah tentang reforma agraria yang berkaitan sengketa masyarakat dengan kehutanan, desa-desa yang masih banyak dalam kawasan hutan yang masih harus dan menjadi PR untuk dibereskan.
“Mudah-mudahan dengan kepemimpinan pak Hadi ini bisa lebih cepat,” kata Sofyan Djalil.
Selanjutnya Sofyan Djalil juga menitipkan kepada Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto terkait upaya perang melawan mafia tanah. Sebab menurutnya hingga saat ini praktik mafia tanya masih kerap terjadi.
“Mafia tanah ini cukup mengkhawatirkan, tapi sekarang mungkin mafia tanah harus berfikir hingga 7 kali, karena prinsip saya mafia tanah tidak boleh menang,” kata Sofyan Djalil.
Selanjutnya Sofyan Djalil juga menyinggung terkait konflik pertanahan. Menurutnya memang tidak banyak kasusnya, namun perlu dibereskan karena cukup menyita perhatian.
“Kasus konflik pertanahan dari 80 juta (bidang tanah), mungkin yang berkonflik sekitar 8 ribu, kita selesaikan tapi datang lagi yang lain,” lanjut Sofyan Djalil.
Selain itu Maslaah tata ruang, Sofyan Djalil mengatakan hal tersebut penting menjadi prioritas. Sebab masalah tersebut penjadi penting untuk penataan kota yang lebih rapih kedepannya.
Sofyan Djalil memberikan contoh misalnya saat ini banyak bangunan yang sedikit memberikan akses jalan yang membuat jalan menjadi semakin sempit. Sehingga jika tidak ditata dengan baik, dikhawatirkan kondisinya kedepan bakal bertambah parah.
“Saya khawatir di masa akan datang kita tidak bisa bergerak, Karena misal mobil Semakin banyak, sedangkan jalan masih sangat sedikit,” sambungnya.
Selain itu terkait Bank Tanah, menurut Sofyan Djalil keberadaan bank tanah nantinya bisa menampung tanah untuk bisa dilakukan penataan oleh pemerintah.
“Ini sudah terbentuk tapi dewan pengawasnya belum terbentuk, tapi sekarang mudah-mudahan bakal selesai, ini akan menjadi legacy yang bagus sekali, karena tanah yang ada di bank tanah bakal lebih mudah di kontrol,” tutupnya.