Jakarta, EDITOR.ID,- Sudah bisa ditebak sejak awal, mantan Bupati dua periode Kabupaten Purwakarta, Dedi Mulyadi menang telak atas 3 lawannya di Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2024. Kang Dedi, demikian akrab disapa meraup suara nyaris diatas 62 persen jauh meninggalkan calon-calonnya alias satu putaran.
Pasangan yang didukung oleh 14 partai pengusung itu unggul telak pada QC dengan perolehan 61,16 persen dalam survei Indikator. Perolehan suara Dedi Mulyadi meninggalkan pasangan ASIH yang merupakan duet antara Ahmad Syaikhu dan Ilham Akbar Habibie yang memperoleh 20,07 persen.
Di peringkat ketiga, ada pasangan Acep Adang Ruhiat – Gitalis Dwi Natarina (9,67 persen), dan hanya berselisih tipis dengan pasangan Jeje Wiradinata – Ronal Surapradja (9,1 persen) yang berada di posisi buncit.
Usai dinyatakan menang dalam pemilihan gubernur Jawa Barat versi hitung cepat, Dedi Mulyadi lebih memilih kembali menjalankan kebiasaannya di rumah yakni bertani. Politisi Partai Gerindra ini menanam padi bersama belasan warga petani di lingkungan rumahnya di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (28/11/2024).
Sebelum berangkat ke sawah untuk menanam padi, pagi harinya, politisi yang dijuluki ‘Dermawan’ itu memulai aktivitas dengan berolahraga lari dulu berkeliling kampung sambil mengontrol warga dan para pegawainya.
Usai olahraga ia melanjutkan kegiatan berangkat ke sawah untuk menanam padi di lahan pertanian miliknya. Ia melakukan penanaman bersama belasan warga, dengan mengenakan pakaian serba hitam dan topi laken, Dedi turun langsung menancapkan benih padi ke areal sawah.
“Ini (bertani) sudah jadi kebiasaan saya sejak dulu, sejak kecil sampai sekarang ikut tanam padi di sawah bersama para warga Lembur Pakuan. Jangan selalu mengeluh beras mahal, tanam padi itu begini susahnya,” ucap Dedi.
Mantan anggota DPR RI ini menjalani aktivitas bertani dengan menanam tanaman padi organik di areal sawah miliknya, di Lembur Pakuan, Subang. Sejak dulu, Dedi memang mengembangkan pertanian dan peternakan organik di Lembur Pakuan.
Padi yang ditanam hampir seratus persen tidak menggunakan bahan kimia. Pupuk hingga pembasmi hama yang digunakan semuanya menggunakan bahan organik yang ramah lingkungan.
Ia berharap kehidupan petani semakin makmur. Caranya gabah hasil panen petani dibeli langsung oleh Bulog dengan harga standar berdasarkan nilai produksi per kuintal.
“Sekarang kisaran Rp800 ribu, kalau dihajar impor bisa Rp500 ribu. Idealnya petani bisa untung kalau harganya Rp900 ribu, itu pun untungnya paling kisaran 10-20 persen,” katanya.