Jakarta, EDITOR.ID,- Unjuk rasa anti muslim makin meluas di Inggris. Bahkan aksi demo ini sudah diikuti massa perusuh bertopeng sayap kanan. Massa mencoba membakar sebuah hotel yang menampung para pencari suaka di Inggris. Hal itu terjadi menyusul kerusuhan antiimigran dan anti-Muslim meluas, dipicu hoaks soal pelaku penusukan beberapa waktu lalu.
Pada hari Minggu sebagaimana dilansir dari Republika.co.id, unjuk rasa berujung kekerasan yang dilakukan sejak Sabtu masih terus berkobar. The Guardian melansir, sekitar 700 orang berkumpul di luar Holiday Inn Express di Rotherham, sebelum bentrok dengan polisi.
Beberapa perusuh melemparkan potongan kayu, botol dan kursi, serta menyemprotkan alat pemadam kebakaran ke arah petugas polisi. Polisi South Yorkshire mengatakan sedikitnya 10 petugas terluka, termasuk satu orang yang tidak sadarkan diri karena cedera kepala.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan sebuah tong sampah terbakar dan para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya mengenakan bendera St George dan bendera serikat pekerja, meneriakkan: “Keluarkan mereka!”
Para demonstran muncul untuk menyerbu ke dalam hotel, dengan laporan adanya kebakaran di dalam, dan jendela-jendela dipecahkan.
Menteri Dalam Negeri, Yvette Cooper, mengutuk para perusuh. “Serangan kriminal dan kekerasan terhadap sebuah hotel yang menampung pencari suaka di Rotherham benar-benar mengerikan,” katanya.
“Sengaja membakar gedung yang diketahui ada orang di dalamnya. “Polisi Yorkshire Selatan mendapat dukungan penuh dari pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang bertanggung jawab.”
Rekaman dari stasiun televisi Inggris Sky News menunjukkan barisan petugas polisi dengan perisai menghadapi rentetan rudal, termasuk potongan kayu, kursi dan alat pemadam kebakaran, ketika mereka berusaha mencegah para perusuh memasuki hotel.
Satu unit helikopter polisi mengelilingi lokasi, dan setidaknya satu petugas yang terluka dengan perlengkapan antihuru-hara terbawa saat suasana berubah semakin panas.
Kerusuhan tersebut merupakan kerusuhan terbaru di Inggris yang telah melanda negara tersebut, menyusul penikaman di sebuah kelas dansa pekan lalu di bagian utara Inggris yang menyebabkan tiga gadis kecil meninggal dan beberapa lainnya luka-luka.
Menurut pejabat polisi, rumor palsu menyebar secara online bahwa pemuda yang melakukan penikaman di Southport adalah seorang Muslim dan seorang imigran, sehingga memicu kemarahan di kalangan sayap kanan di negara tersebut.
Kepolisian melansir kemudian bahwa pelaku adalah seorang remaja berusia 17 tahun yang lahir di Inggris dan merupakan keturunan Rwanda. Rwanda sedianya bukanlah negara mayoritas Muslim.