Sudarto menuturkan selama ini pihaknya hanya memberikan advokasi kepada warga. Pusaka sejatinya belum mempunyai legal standing karena belum mendapatkan surat kuasa dari warga atau korban. Namun demikian pihaknya akan tetap mengawal persoalan ini.
Pusat Studi Antarkomunitas lahir tanggal 1 Desember 2000 di Padang, Sumbar, karena didorong oleh tiga keprihatinan utama. Pertama, masih maraknya diskriminasi berdasarkan agama, ras, etnis dan golongan, dalam bentuk prasangka, kecurigaan dan intimidasi.
Kedua, banyaknya praktik penindasan terhadap hak-hak kemanusiaan sehingga semakin menyuburnya kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Ketiga, maraknya proses dehumanisasi dalam bentuk ketidakadilan di berbagai lapisan masyarakat.
Seperti dikutip dari situs The Wahid Institute, Pusaka mengangkat beberapa isu utama, yaitu mencakup upaya mempromosikan budaya pluralisme dan toleransi, memfasilitasi terjadinya dialog antariman dan etnis, melakukan riset pemetaan potensi konflik, penyadaran kritis dan penguatan masyarakat, serta merumuskan langkah-langkah untuk resolusi konflik, rekonsiliasi, dan mediasi.
Gagasan-gagasan tersebut dielaborasi dalam beberapa kegiatan seperti dialog antariman, etnis dan suku, kampanye antidiskriminasi, diskusi rutin bulanan, dan membuat rencana penelitian partisipatoris pemetaan paotensi konflik dan skenario pencegahannya.
Dalam menjalankan program-programnya, Pusaka menjalin kerja sama dengan beberapa komunitas agama untuk kemanusiaan dan kedamaian Ushuluddin IAIN Imam Bonjol, Yayasan Panca Dian Kasih Jakarta (Padi Kasih), Institut Pluralisme Indonesia (IPI) Jakarta, Komunitas St Agidio Padang, dan Sarikat Saferian Padang.
Sedangkan mitra funding agency antara lain Catholic Relief Services (CRS) Jakarta, Yayasan TIFA Jakarta, YAPPIKA Jakarta, dan The Asia Foundation.
Beberapa lembaga yang telah menjadi jaringan kerja Pusaka antara lain Lembaga Interfaith se-Indonesia (Interfidei, ICRP, Madia), Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya (P3SD) Padang, Yayasan Amanat Rakyat (Y-Far) Padang, Yayasan Tambo Bukittinggi, Yayasan Madani Payakumbuh, dan Yayasan Petaka Pesisir Selatan.