Oleh : Riyanto
Dosen Stikom InterStudi
e-mail : [email protected]
Pendidikan merupakan suatu usaha nyata untuk memerangi ketidaktahuan dan keterbelakangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni.
Ketidak berdayaan inilah yang diupayakan sendiri atau bersama – sama, oleh individu, masyarakat ataupun pemerintah, sehingga ketika ilmu pengetahuan, teknologi dan atau berkembang dalam koridornya banyak mengalami perubahan – perubahan di dalamnya, sehingga ada pergeseran nilai, ada pergeseran fungsi, ada pergeseran makna dan pergeseran – pergeseran lain yang diakibatkannya.
Pendidikan juga akhirnya akan melibatkan semua pihak untuk menjawab setiap permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan itu sendiri, disamping beban moral yang disandangnya sebagai suatu institusi pendidikan yang mengolah, mengembangkan dan memproduksi sumber daya manusia sebagai insan sekaligus agen pembangunan, yang akan melanjutkan dan menerima warisan negeri ini.
Tentu saja ekspektasinya yang diharapkan masyarakat tinggi, karena pada umumnya fungsi orang tua untuk memberikan pengajaran dalam lingkungan rumah mulai ada pergeseran karena tekanan ekonomi yang cenderung lebih kuat, sehingga prioritas pendidikan dalam keluarga sebagai agen sosialisasi tingkat pertama berkurang. Kekurangan ini kemudian dicarikan jalan keluar melalui agen sosialisasi tingkat dua, yaitu institusi pendidikan.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sebagai agen sosialisasi, pendidikan memiliki fungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, artinya harus mentranformasi sikap dan watak manusia sehingga memiliki sebuah kompetensi.
Ukuran seberapa besar kompetensi ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi para pelaku di bidang pendidikan. Ukuran yang tepat untuk mengukuran besaran kompetensi belum menunjukkan dimensi yang memiliki tingkat abstraknya seperti apa.
Kerangka untuk mengukur tingkat kompetensi adalah salah satu parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan anak didik dalam menerima dan menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi serta seni dalam kegiatan pembelajaran dan pendidikan.