EDITOR.ID, Jakarta,- Ustaz Abdul Somad (UAS) menuding ada salah satu rumah sakit di Kota Pekanbaru, Riau yang merekayasa pasien untuk dibisniskan agar dapet uang. Pasien yang seharusnya tidak terpapar Covid-19 sengaja divonis positif terpapar virus ganas ini.
UAS menyebut praktek ini dilakukan sejumlah orang-orang yang tujuannya mencoba mencari keuntungan di tengah pandemi Covid-19. Mereka adalah oknum rumah sakit.
Namun UAS tak menyebut nama rumah sakit tersebut. Namun, ia berkata ada seorang pasien yang dinyatakan positif Covid-19. Setelah menjalani tes di rumah sakit lain, pasien itu dinyatakan negatif Covid-19.
“Inilah orang yang paling jahat di antara manusia yang jahat. Orang mati pun dibisniskannya juga. Orang sakit diambilnya juga manfaat di sana,” kata UAS dalam dakwah yang disiarkan kanal Youtube Musawarah, dilihat Selasa (13/7/2021).
UAS menyatakan percaya tentang keberadaan Covid-19. Ia pun bercerita pengalamannya mengalami berbagai gejala Covid-19 yang menyakitkan.
Meski begitu, ia tak memungkiri jika ada orang yang memanfaatkan momentum pandemi. Ia menyesalkan tindakan pihak-pihak yang melakukan hal tersebut.
“Bahwa dia (Covid-19) ada? Ya. Tapi ada yang bermain? Ya. Ada covid itu? Ada. Tapi ada yang bermain? Ya,” ujarnya.
Sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia, Direktur Jenderal Pelayanan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir serta Kabid Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K. Ginting mencoba dihubungi untuk dikonfirmasi tentang ucapan Abdul Somad. Namun, keduanya tak merespons pertanyaan hingga berita ini tayang.
Meski begitu, Kemenkes sudah menyikapi kabar rekayasa pasien Covid-19 sejak lama. Lewat akun media sosial, Kemenkes membuka kanal laporan bagi warga yang menemukan kejadian itu.
“#Healthies, jika memang ada RS yang rekayasa pasien COVID-19, silakan melakukan pengaduan melalui : Halo Kemkes (kode lokal) 1500567, SMS ke 081281562620, Email [email protected]. Sertakan dengan informasi yang jelas seperti nama pelapor, alamat, nama RS, & kronologisnya ya,” tulis akun Twitter resmi @KemenkesRI, 20 Juli 2020. (tim)