Tribute to Mas Yos, Jadi Inspirasi Bagi Pelaku Bisnis Label dan Radio

Dari studio Irama, Mas Yos telah melahirkan banyak para musisi dan penyanyi besar yang hingga kini menjadi legendaris. Sebut saja Jack Lesmana, Bubi Chen, Nick Mamahit, Titiek Puspa, Lilis Suryani, Nien Lesmana, Henny Poerwonegoro hingga diva keroncong Indonesia Mbak Waljinah.

Putri Mas Yos, Elshinta Suyoso (dua kanan) hadir jadi pembicara dalam FJD ‘A Tribute to Mas Yos’ dalam rangka mengenang warisan karya-karya Mas Yos dalam tata kelola manajemen industri musik dan radio, di Gedung Sapta Pesona, Rabu (21/8).

Jakarta, EDITOR.ID,- Catatan sejarah industri rekaman musik di Indonesia kini harus diluruskan. Karena orang Indonesia yang mendirikan perusahaan rekaman musik pertama kali di Indonesia adalah Suyoso Karsono. Beliau seorang komodor muda Angkatan Udara Indonesia (AURI). Suyoso Karsono yang akrab disapa Mas Yos mendirikan Irama, perusahaan rekaman piringan hitam pada tahun 1951, jauh sebelum berdiri perusahaan rekaman milik pemerintah, Lokananta pada 1956.

Mas Yos mendirikan perusahaan rekaman musik bernama The Indonesian Music Company Limited yang kemudian dikenal dengan label Irama pada 17 Mei 1951. Irama merupakan perusahaan label rekaman pertama pada masa Indonesia merdeka. Dan sepenuhnya milik orang Indonesia.

Mas Yos adalah Bapak pendiri Industri Rekaman di Indonesia. Mas Yos lah yang pertama kali mendirikan industri rekaman musik. Dari Studio rekaman musik yang ia dirikan yakni The Indonesian Music Company Limited atau Irama telah melahirkan dan mengantar sejumlah musisi dan penyanyi menjadi terkenal baik di Indonesia maupun luar negeri.

Dari studio Irama, Mas Yos telah melahirkan banyak para musisi dan penyanyi besar yang hingga kini menjadi legendaris. Sebut saja Jack Lesmana, Bubi Chen, Nick Mamahit, Titiek Puspa, Lilis Suryani, Nien Lesmana, Henny Poerwonegoro hingga diva keroncong Indonesia Mbak Waljinah.

Untuk mengenang jasa dan peran Mas Yos mendidik, melahirkan dan mengantarkan para musisi dan penyanyi menjadi meastro musik jazz, latin, pop hingga keroncong, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Rabu 21 Agustus 2024.

FGD bertema “Industri musik rekaman dan radio di Indonesia telah melalui perjalanan panjang yang dipenuhi dengan inovasi, tantangan, dan disrupsi teknologi” menghadirkan banyak narasumber praktisi media Ahmed Kurnia Soeriawidjaya, Elshinta, puteri Suyoso Karsono, Sekjen Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI), Edi Winarto dan pengamat Musik Stanley Tulung.

Elshinta Suyoso, Ketua Panitia ‘A Tribute to Mas Yos’ mengatakan FGD ini diselenggarakan untuk membahas perubahan mendasar dalam tata kelola manajemen industri musik rekaman dan radio. Serta bagaimana perubahan ini telah membentuk lanskep industri hiburan di Indonesia dari masa ke masa. Juga dalam rangka mengenang warisan karya-karya Mas Yos.

Para peserta membahas berbagai aspek dari ekosistem musik Indonesia, terutama pascakemerdekaan, dengan fokus pada peran Mas Yos, yang lengkapnya bernama Komodor Muda (Purn) R Suyoso Karsono, dalam memelopori pendirian industri musik rekaman dan stasiun radio swasta niaga pertama di Indonesia. “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: