EDITOR.ID, Jakarta,- Hingga hari ini kita telah menjalankan ibadah puasa di hari ke-14. Berbahagialah bagi kita yang masih terus diberikan kesempatan menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan. Oleh karena itu semakin hari kita dianjurkan makin meningkatkan kualitas kedekatan kita kepada Allah SWT.
Apalagi pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Umat muslim dianjurkan semakin memperbanyak amalan dan ibadah. Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam bahkan meningkatkan amal ibadah karena ada banyak keutamaan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan HR. Bukhari dan Muslim. Dari ?Aisyah radhiyallahu ?anha, ia berkata:
?Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.? Muttafaqun ?alaih. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist di atas menunjukkan bahwa terdapat keistimewaan beramal di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Selain itu, ada dua alasan mengapa Rasulullah menekankan untuk memperbanyak amalan di 10 hari terakhir Ramadhan, yaitu setiap amal dinilai dari akhirnya dan diharapkan mendapati malam Lailatul Qadar.
Allah menyebut keutamaan lailatul qadar:
?Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.? (QS. Al-Qadr: 3-5)
Hal ini seperti sabda Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam:
?Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan.? (HR. Bukhari).
Selain itu, ada banyak hadist yang menyebutkan keutamaan malam lailatul qadr, salah satunya adalah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ?anhu, ia berkata Nabi shallallahu ?alaihi wa sallam bersabda:
?Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.? (HR. Bukhari)
Kepala Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Dit. Penerangan Agama Islam, Subhan Nur, Lc, M.Ag mengatakan, hadits ini menceritakan sosok baginda Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling giat dalam meraih ridha` Allah SWT dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu penuh keutamaan dengan meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beri?tikaf, dan mengajak anggota keluarga untuk beribadah.