Tiga Hal Yang Menyebabkan Pahala Sedekah Terhapus dan Sia-Sia

ilustrasi

Oleh : Muhammad Nur Faizi
Penulis Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Anggota LPM Metamorfosa UIN Sunan Kalijaga | Bercita-cita membahagiakan orang tua dengan rupa sederhana.

EDITOR.ID, Jakarta,- Bersedekah merupakan salah satu amalan yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT. Namun jika kita salah dalam mengamalkan sedekah maka pahala yang dijanjikan Allah SWT akan terhapus atau tidak dapat diterima. Oleh karena itu harus diperhatikan betul larangan tiga hal yang menyebabkan pahala bersedekah hilang.

Secara bahasa sedekah berasal dari kata sadaqa yang berarti benar. Bersedekah bisa membuktikan kebenaran iman seseorang. Semakin sering bersedekah akan semakin jelas kebenaran iman yang ditampakkan.

Dalam pengertiannya, sedekah berarti pemberian harta kepada orang lain secara sukarela dengan niat keikhlasan dan penghaturan taqwa kepada Tuhan. Esensi sedekah tak terbatas, pelaksanaannya tak terikat oleh ruang dan waktu. Bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Bersedekah adalah menyalurkan harta ke jalan kebaikan dan kita percaya bahwa Allah SWT akan menggantinya berkali lipat. Batasan kemiskinan dapat disusutkan dengan saling memberi. Tentu sedekah punya kandungan pahala yang besar. Dan pahala itu akan didapatkan manfaatnya selama tidak melakukan hal yang dapat menghilangkan pahala sedekah tersebut.

Sedekah memberikan dampak besar pada kehidupan manusia. Dari sisi orang yang memberikan sedekah, dirinya akan diampuni segala dosa yang telah dilakukannya, mendapat naungan di hari akhir, dan rezeki yang diperolehnya akan dilimpahkan keberkahan. Oleh karena itu, sejak masa dakwah Rasulullah selalu menganjurkan umatnya untuk bersedekah.

Dari sisi orang yang diberi sedekah, dirinya bisa terbantu akan beban yang dipikulnya. Kemudian timbul rasa cinta kasih pada si pemberi sedekah. Dan keduanya akan mempunyai hubungan batin yang kuat, saling membantu bila salah satunya terkena musibah.

Sedekah merupakan wadah untuk menciptakan lingkaran sosial yang kuat. Si pemberi bisa semaksimal mungkin mengeksploitasi sisi kasih sayangnya pada sesama dan si penerima bisa mengasah mentalitas untuk bangkit dan kembali berusaha.

Akan tetapi, ada bahaya besar jika sedekah tidak dilakukan dengan benar. Bahaya mengundang jika si pemberi sedekah menggunakan cara yang tidak dibenarkan dalam Al-Qur?an. Jika hal itu dilakukan, akhir dari semua sedekah yang dilakukan adalah musnah dan tidak mendapatkan kemanfaatan apa-apa.

Dalam Al-Qur?an disebutkan tiga hal yang tidak boleh dilakukan dan dapat menghilangkan pahala sedekah. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 264 dijelaskan:

?Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.? (QS. Al-Baqarah [2]: 264)

1. Riya? (memamerkan harta sedekah)

Niat yang harus dicapai dalam bersedekah adalah keikhlasan pada barang yang disedekahkan. Salah satu ciri keikhlasan salah satunya bisa dicapai dengan tidak berbuat riya?. Kita tidak tergiur akan pujian orang lain atas kebajikan yang kita lakukan. Pikiran kita arahkan untuk meningkatkan taqwa pada Allah swt.

2. Sum?ah (menyebut harta sedekah)

Penyakit hati yang sulit dihapuskan adalah pengakuan atas jasa diri. Untuk memperoleh pengakuan masyarakat biasanya dilakukan dengan penyebutan-penyebutan kebajikan yang telah dilakukan. Saya pernah memberikan sedekah kepada si anu sekian jumlahnya, misalnya.

Kalimat seperti ini dapat merusak esensi sedekah sebagai jembatan kemanusiaan. Si penerima sedekah akan malu jika semua orang mengetahui keberadaan dirinya yang lemah akan harta benda. Kemudian secara perlahan dia akan enggan menerima dan akan terus mengalami gejala kemiskinan.

3. Menyakiti Hati Penerima Sedekah

Satu hal yang harus kita jaga saat pemberian sedekah adalah perasaan si penerima. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengibaratkan diri kita yang butuh akan sedekah yang akan diberikan. Diri kita yang butuh akan keberkahan rezeki, diri kita yang butuh akan kelapangan-kelapangan yang disediakan Tuhan, dan diri kita yang butuh akan hubungan kemanusiaan pada si penerima sedekah.

Tiga hal tersebut harus dihindari pada pelaksanaan sedekah. Jangan sampai sedekah yang diniatkan kebajikan berbalik memberikan kesulitan-kesulitan baru bagi pemberi di masa depan.

Jangan sampai sedekah yang diberikan memberikan efek sakit hati pada si penerima. Karena yang dituju dalam pemberian sedekah adalah keikhlasan dan ketaqwaan, dan semua itu bisa dicapai dengan menghindari tiga hal tersebut. (Sumber Artikel Pecihitam.org)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: