Tiga Biang Kerok Airin Bisa Kalah di Banten

Calon Gubernur Banten Airin Rachmi Diany Foto Instagram @airinrahmi

Pasangan tersebut juga jadi harapan dan andalan untuk bisa memenangkan pertarungan setelah kader PDIP di daerah lain juga terkepung dan tertekan oleh kekuatan politik KIM.

Sementara itu, Andrasoni-Dimyati didukung oleh 10 partai besar (Gerindra, Nasdem, PKB, PAN, PKS, PPP, Hanura, Demokrat, PSI, Partai Garuda, dan Prima) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Airin Masuk Jebakan, Terlena Hasil Survei Elektabilitas 77 Persen

Faktor politik lain yang membuat Airin kalah ialah salah membaca situasi dan masuk perangkap jebakan hasil survei di angka 77 persen yang terus menerus dirilis oleh tim Airin sendiri alih-alih untuk meyakinkan publik. Padahal itu hasil survey bulan Juli 2024.

Pihak KIM membiarkan semua euforia hasil survey itu berlangsung tanpa memberi respon bantahan atau sanggahan dengan survei tandingan. Berdasarkan info dari orang dalam Gerindra, sebetulnya sudah ada update hasil survei terbaru tapi sengaja tidak dipublis oleh tim Andrasoni.

Tujuannya, agar tim Airin terus bereforia seolah-olah Airin sudah pasti menang. Secara psikologi hal tersebut berdampak kepada melemahnya kerja dan kinerja mesin politik Airin bahkan di detik-detik akhir.

Aspek Strategi Komunikasi: Tim Andrasoni Lebih Cerdas, Jual Program Sekolah Gratis dan Anti Korupsi

Sebaliknya, tim Andrasoni semakin gencar dan giat bekerja serta masif menguasai ruang-ruang publik dan media. Faktor lain yang membuat Airin kalah ialah strategi komunikasi. Airin kurang didukung oleh tim komunikasi yang mumpuni.

Isu-isu yang dimainkan cenderung mengambang, melebar, dan bias. Tidak jelas apa yang mau diperjuangkan untuk rakyat setelah terpilih. Tidak ada fokus. Terkesan hanya mengandalkan jualan figur Airin sebagai perempuan cantik yang berprestasi.

Berbeda dengan Andrasoni, memiliki strategi komunikasi yang jitu, fokus dan tepat sasaran. Minimal ada dua fokus isu yang terus menerus digelindingkan ke ruang public, seperti isu “Sekolah Gratis” dan isu “Tidak Korupsi”.

Dua isu ini cocok, langsung menohok ke inti masalah yang sedang dihadapi oleh sebagian besar warga Banten. Mayoritas warga Banten hidup terlilit kemiskinan karena kualitas sumber daya manusia lemah akibat pendidikan rendah.

Banyak anak-anak muda putus sekolah atau tidak bisa sekolah sama sekali. Mereka tak mempunyai biaya untuk sekolah. Maka pilihan isu “Sekolah Gratis” itu tepat sekali.

Anti Korupsi. Ini juga tagline yang tepat dan laku sekali dijual. Isu “Tidak Korupsi” berkaitan dan berkorelasi dengan semangat dan agenda program Presiden Prabowo yang menghendaki tindakan korupsi di tanah air bisa diberantas sampai ke akar-akarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: