Pekan Depan Akan Diungkap Dalang Penyerang Penyidik KPK Novel Baswedan
EDITOR.ID, Jakarta,- Ditengah berbagai kritikan dan cibiran bahwa pemerintahan Joko Widodo tak berdaya menghadapi kasus teror penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Sejumlah kalangan oposisi terus menekan agar Presiden Jokowi agar membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dari kalangan independen.
Desakan dan pandangan tersebut ternyata salah. Karena Polri sebenarnya sudah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Mereka bekerja dengan senyap selama enam bulan. Tidak gaduh dan beretorika karena harus menangani kasus ini dengan sangat cermat, teliti dan hati-hati.
Bahkan menariknya, TGPF bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian ini berani dan tegas memeriksa jenderal bintang tiga aktif yang diduga terindikasi terlibat dalam kasus penyerangan air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Begitu yang disampaikan oleh anggota tim pakar yang juga Juru Bicara Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), Prof Dr Hermawan Sulistyo usai menyerahkan hasil laporan TGPF kepada Kapolri di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
“Saya ketua tim investigasi kerusuhan Mei 98, periksa 15 jenderal saat itu. Dalam kasus ini juga ada jenderal-jenderal bintang tiga yang diperiksa, jangan salah. Semua yang disebut, dituduh, kita periksa lagi,†kata Kiki, sapaan akrab Hermawan Sulistyo.
Semua jenderal aktif yang diduga ataupun terindikasi terlibat, kata Kiki, telah diperiksa oleh tim.
Hermawan memastikan anggota tim TGPF sangat independen. Karena dari jumlah anggota yang mencapai 65 orang itu terdiri dari penyidik lama, penyidik baru, lima penyidik KPK, hingga beberapa pakar. Mulai dari pakar investigasi, kriminolog, pakar hukum pidana, hingga investigasi.
Kasus ini sebenarnya juga telah diselidiki oleh beberapa tim sebelumnya. Mulai dari investigasi kepolisian, internal KPK, ombudsman, hingga Komnasham.
TGPF menelusuri temuan fakta dan dokumen dari penyelidikan sebelumnya, apakah memang terpenuhi unsur alat bukti. “Inilah yang sedang kami pelajari. Termasuk mana yang berupa kejanggalan, mana yang bertolak belakang, mana yang menemukan titik singgung. Dokumen dan temuan itu amat banyak dan kini sedang kami lakukan penelitian,” kata pria yang juga peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini.
Pertama, TGPF menyelidiki profil korban. Mulai dari sejarah kehidupan, karier, penanganan kasus, kemampuan, penyakit, hingga segala sesuatu tentang Novel Baswedan.