EDITOR.ID, Jakarta,- Dampak dari Covid-19 dan terlalu ketatnya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibandingkan daerah lainnya memunculkan dampak luar biasa. Angka pengangguran di Jakarta kini menjadi tertinggi dibanding daerah lainnya se Indonesia.
Sebagai dampak pandemi COVID-19 berakibat pada banyaknya pengangguran di Jakarta dibandingkan daerah lain di Indonesia.
“Memang pandemi ini kita ketahui berdampak pada aspek sosial, ekonomi, kegiatan keagamaan dan otomatis kemudian tecermin dalam angka-angka partisipasi tenaga kerja,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (7/11/2020)
Oleh karena itu, Anies mengingatkan pentingnya disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. “Kontraksi ekonomi yang terjadi adalah karena ada masalah krisis kesehatan,” katanya.
Sebab menurut Anies, selama krisis kesehatan belum selesai dikendalikan, maka masalah ekonomi akan terus terdampak.
Salah satu efeknya adalah serapan tenaga kerja yang berkurang, termasuk ketersediaan lapangan kerjanya juga terganggu. “Karena itulah kita melihat penting sekali bagi sisi pemerintah melaksanakan 3T dengan serius untuk menyelesaikan masalah pandemi ini,” katanya.
Anies menjelaskan, sektor perekonomian bukan semata-mata karena salah hitung investasi atau karena ada kegiatan perekonomian yang salah, tapi lebih merupakan efek samping dari masalah kesehatan.
Anies yakin jika masalah kesehatan ini bisa dikendalikan, maka Jakarta akan cepat kembali normal dan perekonomian bisa kembali tumbuh.
“Kenapa? Karena lapangan pekerjaannya tersedia, yang berkurang itu tingkat kegiatannya,” kata dia.
BPS mengumumkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) nasional meningkat pada Agustus 2020. Angkanya tembus sampai 9,77 juta orang atau naik 2,67 juta orang. BPS menyebut angka pengangguran Indonesia pada 2020 menjadi 9,77 juta dengan paling banyak ada di Jakarta sebesar 10,95 persen.
Salah satu penyebab meningkatnya TPT nasional menjadi 7,07 persen pada Agustus lalu adalah pandemi COVID-19 yang sudah terjadi sejak Maret 2020.
Jika dilihat menurut provinsi, pengangguran terbuka paling banyak di DKI Jakarta.
Di ibu kota ini tingkat penganggurannya mencapai 10,95 persen pada Agustus 2020 atau di atas rata-rata nasional 7,07 persen.
Selain DKI Jakarta, BPS mencatat lima provinsi lainnya yang tingkat pengangguran terbukanya melewati rata-rata nasional, yaitu Banten, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Maluku dan Sulawesi Utara.
“Tingkat pengangguran menurut provinsi, kenaikan banyak terjadi di banyak provinsi dengan tingkat pengangguran berbeda-beda. Seperti di Bali naik tinggi sekali dari 1,57 persen jadi 5,63 persen,” kata Kepala BPS Pusat Suhariyanto.